BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Harga ternak kambing di pasar hewan Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi terpantau loyo. Melemahnya harga kambing berlangsung selama empat bulan disebabkan adanya upaya peternak menjual kambing secara masif.
Itu terjadi karena peternak kesulitan memenuhi asupan pakan akibat kemarau ekstrem. Alasan ini yang melatarbelakangi masifnya penjualan kambing yang tak diimbangi naiknya permintaan.
"Ada penurunan harga (kambing) disebabkan peternak terkendala stok pakan segar yang sulit didapatkan selama kemarau panjang. Banyak dari pemilik kandang memilih menjual kambingnya secara terus-menerus. Sedangkan permintaan hewan tak sebanding dengan banyaknya stok kambing pasaran," ujar Plt Koordinator Pasar Hewan Genteng, Agus Cahyono, Rabu (13/11/2024).
Penurunan harga menyentuh titik terendah sampai lebih dari 50 persen di pertengahan bulan November ini. Jika kondisi ini bertahan, kata Agus, tak menutup kemungkinan harga harga kambing terus terkoreksi.
Ditambahkan olehnya, penurunan harga nyaris mengena pada seluruh jenis kambing yang dijual di pasar hewan Desa Genteng Wetan. Kambing jenis Sopas semisal, jika pada Idul Adha harga pasarnya Rp3,6-3,7 juta turun di angka Rp2,6 s/d 2,7 juta. Kambing jenis Ramban dari Rp3,4-3,5 turun di angka Rp2,4 juta.
"Penurunan di semua jenis kambing yang dijual disini menyentuh angka 60 persen per ekor. Bergantung ukuran dan bobot kambing," kata Agus.
Agus menambahkan, penurunan harga ini dibarengi turunnya jumlah kambing yang dibawa para pedagang. Sebab, minim transaksi jual beli kambing antar pedagang maupun pedagang dengan pembeli.
Buntutnya, pedagang memilih membawa kambing sedikit untuk dipajang. Karena takut kambing yang dibawa tak laku.
"Pedagang tak mau ambil risiko saat kondisi pasar seperti ini. Beban biaya angkut membengkak dan tak bisa ditutupi dengan hasil penjualan. Meskipun harga murah permintaan kambing justru minim saat ini," ungkapnya.
Retribusi yang diperoleh pasar hewan juga ikut merosot. Penurunan itu juga disebabkan jumlah hewan yang beredar tak sebanyak biasanya.
Berimbas pada pungutan karcis yang masuk kedalam pendapatan asli daerah (PAD) tersebut. Agus menyebut, pihaknya tak ingin kaku menarik karcis kepada pedagang ditengah kondisi pasar saat ini.
"Aturannya kan Rp3.500 per ekor untuk retribusi yang dipungut. Tapi karena kondisinya kayak gini ada yang bawa tiga ekor bayar Rp5000 tetap kita terima. Kalau terlalu kaku kasihan pada pedagang," ujarnya.
Agus memprediksi penurunan harga ini bakal berlangsung dua bulan kedepan. Bisa kurang asal hujan segera turun dan pakan mudah didapatkan.
"Jika pakan mudah didapat peternak dimungkinkan untuk merawat kambing lebih lama. Jual kambing dini otomatis dihindari karena pakan yang didapatkan mudah," tandasnya. (ep)