BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Suyanti, ibu dari almarhum Bintang Balqis Maulana (14), santri Ponpes Al Hanifiyyah Mojo Kediri yang tewas di tangan seniornya, mengaku kecewa terhadap sikap ponpes.
Ditemui di rumahnya, Suyanti belum menerima kabar pasti mengenai proses hukum terhadap keempat tersangka penganiaya Bintang.
Meskipun telah bersedia memberikan keterangan kepada polisi dan mengikuti proses hukum, Suyanti mengakui bahwa dia masih memantau perkembangan kasus melalui media massa.
Suyanti juga berencana untuk kembali ke Kediri untuk memenuhi panggilan polisi dan berharap ada kejelasan mengenai tanggung jawab pihak pesantren terhadap kematian putranya.
"Sampai detik ini sejak kepergian anak saya, pihak pondok pesantren sampai saat ini tidak ada kata inisiatif atau berbelasungkawa ataupun kata maaf kepada pihak keluarga yang sedang berduka," kata Suyanti, pada Rabu (13/03/2024).
Ia mengaku kecewa terhadap sikap pondok pesantren yang menurutnya seakan tidak percaya dengan tindakan para senior Bintang yang telah menganiaya anaknya.
"Kalau memang anak saya terjatuh, itu tidak akan ada lebam-lebam terus luka parah. Saya sangat kecewa dengan pihak pondok pesantren karena sampai sekarang tidak inisiatif kepada pihak keluarga," tuturnya.
Meskipun telah mengikhlaskan kepergian anaknya, Suyanti menyatakan bahwa dia memasrahkan proses hukum kepada pihak berwajib dan menginginkan keadilan ditegakkan dengan memberikan hukuman setimpal kepada keempat pelaku.
Empat tersangka penganiayaan, yang sudah ditahan, antara lain NN (17) asal Sidoarjo, MA (17) asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar Bali, dan AK (17) asal Surabaya. Saat ini, dua di antara mereka, yaitu AK (17) dan AF (16), telah diserahkan ke Kejaksaan Negeri Kabupaten Kediri oleh Penyidik Anak Polres Kediri Kota.
Meskipun terdapat tuntutan maksimal hukuman mati, namun tersangka anak masih dilindungi undang-undang yang berlaku, dengan kemungkinan maksimal hukuman sepuluh tahun penjara. (rq)