Inovasi Lautan Merah Petani Banyuwangi Didaftarkan Ajang Inotek Jatim 2024

20241104_083204.jpg Surono, Petani Bawang Merah sekaligus Kepala Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi (Foto: Brian/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Petani di Banyuwangi memiliki pendekatan unik dalam meningkatkan produktivitas panen mereka. Sebagai salah satu wilayah penghasil bawang merah di Jawa Timur, inovasi menjadi aspek yang krusial untuk kemajuan sektor pertanian. 


Salah satunya adalah Inovasi Lautan Merah (Lampu Meningkatkan Produksi Bawang Merah), digagas petani Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi sejak tahun 2020 menggunakan pencahayaan lampu Led berarus Direcct Curent (DC).


"Hasil panen mengalami peningkatan yang semula per hektar 10-12 ton, sejak menggunakan inovasi penerangan lampu hijau menjadi 16,4 ton," ujar Surono, petani Bawang Merah sekaligus Kepala Desa Kedungwungu kepada BWI24Jam, Minggu (01/11/2024). 


Metodenya menggunakan lampu warna hijau dinyalakan tiap malam yang berfungsi sebagai Light Repellent (penolak) hama serangga seperti kaper hingga ulat yang menyasar daun Bawang Merah.


"Teknik ini kami peroleh dari hasil riset sederhana dengan pengamatan. Sebelumnya pernah menggunakan lampu berwarna kuning, justru serangga mendekat. Setelah mencoba dengan lampu warna hijau, di situ (tanaman Bawang Merah) tidak ada kaper yang mendekat," jelas Surono. 


Melalui riset sederhana itulah tercipta inovasi light trap dari lampu warna kuning disertai ember berisi air dan light repellent dari lampu warna hijau. 


"Teknik tersebut bisa dikombinasikan agar hama yang terhalau dan tertangkap alat makin banyak. Namun saat ini yang paling efektif digunakan adalah lampu hijau sebagai Light Repellent," ungkap Surono.


Tak hanya meningkatkan produktivitas Bawang Merah, penggunaan Light Repellent juga turut menekan biaya pestisida yang seharusnya dikeluarkan oleh petani. 


"Selain menerapkan pertanian yang ramah lingkungan, penggunaan listrik juga tidak besar karena arus AC dari PLN diubah menjadi DC melalui travo-travo dan pemasangan lampu yang berjarak 3 meter tiap tiangnya membuat kebutuhan jumlah lampu per hektar lebih hemat" tambahnya. 


Inovasi Lautan Merah tersebut mendapat perhatian khusus dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi. Saat ini inovasi petani Bawang Merah itu didaftarkan ke Inotek (Inovasi Teknologi) award Provinsi Jawa Timur 2024.


"Tanggal 22 Oktober kami sudah ke Surabaya melakukan pemaparan hasil inovasi yang telah kami lakukan selama ini dan harapannya terpilih menjadi yang terbaik untuk bisa diterapkan oleh petani-petani lainnya," pungkas Surono. 


Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi melalui Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) wilayah Tegaldlimo, Dodik Dwi Anggriawan mengapresiasi upaya yang dilakukan petani di Desa Kedungwungu untuk meningkatkan produktivitas Bawang Merah tersebut. 


“Kami sangat mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh petani Desa Kedungwungu. Upaya ini sejalan dengan arahan Dinas Pertanian dan Pangan untuk mendorong peningkatan produktivitas melalui inovasi pertanian,” ungkap Dodik Dwi Anggriawan kepada BWI24JAM. 


Ia menjelaskan bahwa BPP telah memberikan pendampingan intensif kepada petani untuk memastikan inovasi penerangan lampu hijau ini dapat diterapkan secara optimal di lapangan.


“Harapan kami, metode ini bisa direplikasi oleh petani bawang merah di desa-desa lain, bahkan di seluruh Banyuwangi, hingga luar Banyuwangi. Dengan begitu, kesejahteraan petani bawang merah akan meningkat karena produktivitas yang lebih tinggi dan biaya produksi yang lebih rendah,” tutup Dodik. (br)