BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, menjadi saksi kemajuan inovatif dalam pengelolaan pupuk organik melalui program yang dikenal sebagai Sistem Mumpuni (Mobilisasi Usaha Mandiri Pupuk untuk Petani). Program ini digagas oleh Tri Wahyudi, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Turi Putih, yang bertujuan untuk mempermudah akses petani terhadap pupuk organik secara mandiri, efisien, dan terjangkau.
Tri Wahyudi menceritakan, sejak lama dirinya memiliki ketertarikan dalam pembuatan pupuk organik berbahan dasar kotoran hewan, arang sekam, dan cocopit atau serabut kelapa. Berawal dari pupuk padat, Yudi mulai mengembangkan pembuatan pupuk tersebut secara mandiri hingga bisa dipasarkan.
Pada tahun 2007, ia pun mengajak petani lain yang tergabung dalam kelompok tani untuk membuat pupuk bersama dengan sistem penjualan harian, meski sistem tersebut dinilai kurang efektif.
“Awalnya kami mencoba sistem borongan untuk efisiensi, tetapi ada kendala dalam konsistensi kualitas. Akhirnya kami bekerja bersama dalam satu sistem agar kualitas pupuk tetap terjaga,” ujar Tri Wahyudi kepada BWI24Jam, Senin (11/11/2024).
Dengan upaya inovasi yang terus dilakukan, Yudi mengembangkan pupuk organik cair yang disesuaikan dengan kebutuhan para petani, seperti Bio Fertilizer, Pupuk Organik Hayati, dan Bio Plus.
Menurut Yudi, pembuatan pupuk organik cair ini sebenarnya bisa dilakukan oleh siapa saja. Namun, yang menjadi fokus di Desa Jambewangi adalah sistem pembeliannya.
"Melalui sistem Mumpuni, yang mulai berjalan sejak 2017, petani hanya perlu membawa wadah botol sendiri ke depo untuk diisi pupuk cair dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp7.000 hingga Rp10.000 per liter," jelasnya.
Dengan adanya 7 depo yang tersebar di seluruh desa, serta puluhan drum penampung, sistem ini dinilai sangat efisien.
Senada dengan hal itu, Imam Dardiri, pengurus Gapoktan Turi Putih, menambahkan bahwa sistem Mumpuni memungkinkan penyebaran pupuk kepada petani menjadi lebih merata.
“Sistem ini membuat distribusi pupuk lebih efisien. Gapoktan Turi Putih yang beranggotakan 12 kelompok tani kini dapat menyediakan kebutuhan pupuk organik bagi para petani secara tepat sasaran,” tambahnya.
Sementara itu, Dinas Pertanian dan pangan Kabupaten Banyuwangi melalui Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) wilayah Sempu Masrurotin, mengatakan bahwa pihaknya sejak 2021 memberikan pendampingan khusus kepada Gapoktan Turi Putih.
Ia menambahkan bahwa BPP secara rutin menyediakan fasilitas pelatihan dengan mendatangkan ahli-ahli dari berbagai pihak untuk meningkatkan kemampuan para petani.
“Kami berharap pelatihan yang diberikan dapat mendorong petani untuk lebih mandiri dalam mengelola pupuk organik,” tuturnya.
Baru-baru ini, sistem Mumpuni yang dikembangkan oleh Gapoktan Turi Putih didaftarkan ke ajang Inovasi dan Teknologi (Inotek) Provinsi Jawa Timur 2024. Dengan inovasi ini, diharapkan kebutuhan pupuk bagi para petani Desa Jambewangi dapat terpenuhi secara berkelanjutan dan menjadi inspirasi bagi desa lain untuk mengadopsi sistem serupa. (br)