Perajin Tungku di Srono Banyuwangi Sebut Pesanan Bakal Naik Saat Gas Melon Dinaikkan

perajin_tungku_di_SRONO_banyuwangi_2025.jpg Mishadi, Salah Satu Perajin Tungku Asal Dusun Blangkon, Desa Kebaman, Kecamatan Srono, Banyuwangi (Foto: Eko/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Kenaikan gas elpiji atau LPG (Liquefied Petroleum Gas) 3 Kg mulai berlaku hari ini, Rabu 15 Januari 2025. Harga Eceran Tertinggi (HET) di pangkalan ditetapkan Rp18 ribu per tabungnya. Kenaikan itu diprediksi bakal menaikkan omzet penjualan tungku atau luweng buatan perajin Banyuwangi.


Prediksi Itu diungkapkan Misadi (45), perajin tungku asal Dusun Blangkon, Desa Kebaman, Kecamatan Srono. Menurutnya, omzet produksi tungku sering terdongkrak seiring terjadinya kenaikan harga gas melon.


"Biasanya setiap ada kenaikan harga elpiji itu naik pesananannya. Kenaikan bisa sampai 7 persen," ujar Misadi, Rabu (15/01/2025) kepada BWI24Jam.


Jika normalnya memproduksi 50 tungku kenaikan harga ini menurut Misadi bakal mendongkrak produksi menjadi 60 sampai dengan 70 tunggu dalam sehari. Namun saat ini pengaruh kenaikan tabung gas melon masih belum terasa.


"Saat ini produksi masih normal sehari 50 tungku. Baru kalau sudah berjalan sepekan biasanya ada peningkatan pesanan," ungkapnya.


Meski ada prediksi peningkatan, Misadi belum mewacanakan bakal menaikkan harga jual tungku yang dipatok. Menurutnya bahan baku pembuatan tungku masih belum ada kenaikan.


"Tetap dijual di harga Rp30 ribu untuk tungku ukuran kecil dan ukuran besar Rp60 ribu. Kalau bahan baku naik baru berani menaikkan harga," terangnya.


Hal senada diungkapkan, Hariyanto (50), perajin tungku lainnya. Ia memprediksi bakal ada kenaikan omzet saat harga gas melon naik. 


Meski naik belum ada wacana menaikkan harga jual tungku. Hariyanto menyebut harga bahan baku untuk pembuatan tungku masih tetap.


Dia mendatangkan bahan baku seperti tanah liat dan abu hitam dari Desa Kedunggebang, Kecamatan Tegaldlimo.


"Harga masih tetap sehingga harga jual tunggu juga tidak berubah," kata dia.


Selain kenaikan harga, terdongkraknya pesanan menurut Hariyanto juga pernah terjadi sebelumnya. Itu terjadi disaat kelangkaan gas elpiji 3 kg yang sempat terjadi pada pertengahan Juli 2023 lalu.


"Pernah saat itu pesanan meningkat gara-gara gas elpiji sulit atau langka. Saat itu sampai kewalahan melayani pesanan yang datangnya dari berbagai daerah. Jumlahnya bisa mencapai ratusan tungku dalam sehari" ucapnya.


Untuk pemasaran tungku miliknya sudah menjangkau luar daerah. Dari Kabupaten Jember, Situbondo, Bondowoso sampai Bali hingga Kalimantan.


Untuk pemesanan seputaran Banyuwangi sudah ada tengkulak langganan yang biasa ambil sendiri untuk dijual kembali. (ep)