Puluhan Warga Srono Banyuwangi Terjangkit Chikungunya, Keluhkan Sakit Persendian dan Susah Berjalan

20250207_135925.jpg Saiful Malik Menunjukkan Bintik Merah pada Tangannya yang Muncul Setelah Terjangkit Chikungunya (Foto: Eko/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Puluhan warga di Desa Kebaman, Kecamatan Srono Banyuwangi terjangkit penyakit chikungunya. Diantara yang terjangkit mengeluhkan sakit pada persendian dan susah berjalan.


Saiful Malik (45), warga kampung Gedangan, Dusun Krajan, Desa Kebaman merasakan susah berjalan ketika awal terjangkit penyakit chikungunya. Persendian kaki dan tangannya terasa ngilu.


"Dibuat gerak sakit sehingga tidak bisa keluar rumah. Hampir seminggu rasanya persendian masih sakit," ujar Malik, Jumat (07/02/2025).


Tak hanya Malik, satu keluarga yang tinggal serumah ikut terjangkit. Mulai dari istri, anak, hingga mertuanya. Seluruhnya mengeluhkan sakit persendian dan susah berjalan.


Malik menceritakan awal mula sekeluarganya bisa terjangkit penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti tersebut. Diawali kedua anaknya, disambung dirinya dan istri serta mertuanya.


"Awalnya anak saya yang kedua lalu pada Jumat pekan lalu. Disambung anak pertama. Kemudian saya, istri, dan mertua yang tinggal serumah," jelasnya.


Sakit pada persendian itu masih dirasakan Malik hingga saat ini. Meskipun tak sesakit saat pertama kali terjangkit chikungunya. 


Selain itu pada tubuh Malik muncul bintik-bintik merah yang mirip gejala demam berdarah (DBD). Namun ia tak merasakan badan panas seperti pada penderita DBD pada umumnya. Hanya mengeluhkan sakit pada persendian.


Malik pun terpaksa menepi sementara dari aktivitasnya sebagai tukang bangunan. Ia mengaku sudah mendatangi dokter untuk berobat.


"Sudah ke dokter dan disuntik serta diberikan obat. Alhmdulillah sudah mendingan," ujarnya.


Penyakit chikungunya turut menjangkit tetangga sebelah rumah Malik bernama Bambang (60). Pria yang juga kakak ipar Malik itu turut terjangkit chikungunya.


"Kakak ipar dan istrinya nuga terkena chikungunya. Sakit juga pada persendian," kata Malik.


Plt. Kepala Puskesmas Kebaman, Bambang Hermono menyebut total sudah ada 27 kasus warga yang terjangkit chikungunya sejak Januari hingga Februari 2025. Keluhan jumlah tersebut berasal dari dua wilayah, Desa Kebaman dan Sukonatar.


"Total sudah ada 27 kasus warga yang terjangkit chikungunya. Desa Kebaman 17 kasus dan Sukonatar 10 warga," kata Bambang.


Pihaknya sudah membentuk tim melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) pasca merebaknya penyakit chikungunya. Untuk menyimpulkan tindakan tepat memutus mata rantai penyebaran penyakit ini.


"Penyelidikan epidemiologi untuk menyimpulkan tindakan pencegahan untuk memutuskan mata rantai penyebaran penyakit chikungunya ini. Tindakan itu bisa berupa pemberantasan sarang nyamuk (PSN) maupun tindakan fogging," tegasnya.


Selain penyakit chikungunya, dilaporkan 5 kasus demam berdarah yang menjangkiti warga. Dari seluruh kasus chikungunya dan DBD yang dilaporkan, Bambangmemastikan warga yang terjangkit chikungunya sudah ditangani dengan baik oleh puskesmas maupun dinas kesehatan.


Bambang mengimbau kepada masyarakat untuk lebih masif melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Serta menerapkan prinsip 3M plus.


"Sekarang ini sudah memasuki musim penghujan. Kalau kita lalai, nanti ada wadah-wadah yang bisa menampung air ketika hujan. Maka itu, kita tetap harus menerapkan 3M Plus. Itu yang harus tetap dilaksanakan," ujarnya.


"3M Plus itu yakkni menguras, menutup tempat penampungan air, dan mendaur-ulang barang-barang bekas serta ditambah menaburkan larvasida pembasmi jentik, memelihara ikan pemakan jentik, mengganti air dalam pot/vas bunga, dan lain-lain," tandasnya. (ep)