Pendaki Gunung Raung Via Wonorejo Kalibaru Banyuwangi Masih Berdatangan Pasca Erupsi

puncak_gunung_raung_banyuwangi_pasca_erupsi_2024.jpg Kondisi Puncak Gunung Raung Banyuwangi Pasca Erupsi pada 24 Desember 2024 Kemarin (Foto: Pramana/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Minat pendaki menaiki Gunung Raung masih tinggi meskipun sempat memuntahkan abu vulkanik setinggi 2 KM, Selasa (24/12). Mereka terus berdatangan ke basecamp pendakian via Wonorejo-Kalibaru, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi.


Kepala Dusun Wonorejo Dimas Wahyu Pramana mengatakan, minat pendaki untuk menaiki Gunung Raung masih tinggi. Selain itu mereka terlanjur melakukan pemesanan ke jasa antar pendaki atau trip jauh hari.


"Masih ada yang berdatangan (pendaki) yang terlanjur sudah booking jasa antar pendakian. Jumlahnya tidak sampai sepuluh untuk hari ini," ujarnya, Kamis (26/12/2024).


Dimas menambahkan, pendaki yang datang dari luar Banyuwangi itu sengaja memasang tenda di hutan ataupun berdiam di basecamp. Itu dilakukan mengisi waktu kosong sembari menanti kepastian apakah pendakian masih tetap dibuka.


"Ada yang buat tenda dan tinggal di hutan dekat sekretariat pendakian sini. Ada juga pendaki yang tinggal di sejumlah basecamp di Dusun Wonorejo," ungkapnya.


Dimas menyebut, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan pihak Perhutani ihwal pembukaan jalur pendakian. Hingga kini belum ada surat resmi dikeluarkan menyoal dibuka atau ditutupnya jalur pendakian pasca-erupsi.


"Masih kami koordinasikan dengan Perhutani menyoal jalur pendakian apakah ditutup atau dibuka kembali. Sejauh ini yang kami terima hanya himbauan bagi warga atau pendaki untuk tidak mendekati bibir kawah sejauh 3 kilometer yang sebelumnya dikeluarkan pihak PPGA Raung," jelasnya.


Pemantauan aktivitas Gunung Raung sukarela dilakukan warga setempat yang tergabung dalam komunitas pecinta Raung. Mereka yang mayoritas menggantungkan hidupnya di jalur layanan jasa antar pendaki ingin memastikan bahwa kondisi Raung baik-baik saja.


Pemantauan itu, lanjut Dimas, dilakukan bergantian dengan mengabadikan langsung dari Puncak Sejati.


"Jadi relawan itu mengambil langsung gambar dari puncak gunung hari ini. Itupun dilakukan secara sukarela dan bergantian. Mereka ingin memastikan bahwa secara visual, Gunung Raung sudah membaik dan tidak seperti yang dikhawatirkan selama ini" tegasnya.


Langkah antisipatif pun dipersiapkan andai jadwal pendakian benar-benar dibatalkan. Kondisi ini menurut Dimas acap kali terjadi ketika jalur pendakian ditutup hingga waktu yang tidak ditentukan.


Sehingga, lanjut dia, proses ganti rugi akan ditempuh pemilik jasa antar pendaki atau trip baik yang sudah membayar panjar ataupun sudah melakukan pelunasan.


"Kondisi ini lazim terjadi saat Gunung Raung mengalami erupsi ataupun ditutup sementara. Sehingga nanti akan dilakukan proses ganti rugi oleh pemilik jasa antar pendaki," tandasnya. (ep)