
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Asap tebal membubung tinggi dari sebuah bangunan tua di Dusun Badolan, Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo, Rabu (8/10/2025) sore. Di antara kerumunan warga yang panik, seorang kakek tampak terduduk lemah, menatap kosong puing-puing hangus yang dulunya menjadi rumahnya.
Namanya Siswo Hariyanto (80) atau yang akrab dipanggil Omyang oleh warga sekitar. Ia hidup sebatang kara — tanpa keluarga, tanpa sanak saudara. Bangunan bekas kantor KUD desa setempat itu menjadi satu-satunya tempat berlindung yang ia miliki selama bertahun-tahun.
Kini, semua lenyap dilahap api. “Kasihan, beliau sendirian di sana. Waktu asap keluar, kami langsung lari bantu, takut beliau masih di dalam,” tutur Asadi (54).
Saat kobaran api membesar, Omyang sedang dalam kondisi sakit. Tubuh renta itu terlalu lemah untuk menyelamatkan diri.
Warga berhamburan menolong, menyeretnya keluar dari kepulan asap tebal yang mulai menyesakkan. Ia selamat, tapi wajahnya pucat dan matanya kosong-seolah tak percaya rumah sederhananya telah menjadi abu.
Bagi sebagian orang, bangunan tua itu mungkin hanya sisa kantor desa yang sudah tak terpakai. Tapi bagi Omyang, di sanalah kehidupannya berjalan — tempat ia tidur, beristirahat, dan menyimpan hasil memulung setiap hari. Tumpukan barang-barang bekas yang dikumpulkannya dengan susah payah justru menjadi bahan bakar yang membuat api cepat menjalar.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Banyuwangi Yoppy Bayu Irawan melalui Anggota Damkarmat Asnan mengatakan mengatakan tiga unit mobil pemadam diterjunkan setelah laporan masuk pukul 17.41 WIB.
“Begitu laporan diterima, petugas langsung bergerak. Dalam waktu kurang dari 25 menit, tim sudah di lokasi. Api cepat membesar karena banyak material mudah terbakar di dalam,” ujarnya.
Dugaan sementara, lanjut dia, kebakaran dipicu kebocoran tabung gas LPG yang menyulut api dari kompor. Dalam sekejap, si jago merah melahap bangunan berukuran 8x12 meter itu hingga rata dengan tanah.
Tak ada korban jiwa, tapi kerugian ditaksir mencapai Rp300 juta. Dua motor, uang tunai Rp20 juta, serta peralatan bengkel milik Omyang ikut hangus. Semua yang ia punya hilang dalam hitungan menit.
Sore itu, setelah api berhasil dipadamkan, Omyang hanya bisa terduduk diantara reruntuhan. Kain lusuh menutupi tubuh kurusnya yang menggigil. Di sampingnya, beberapa warga menenangkan, menawarkan air minum. Tapi tak ada kata yang bisa menenangkan kehilangan sebesar itu.
Petugas, bersama unsur BPBD, Polsek Wongsorejo, Koramil, dan perangkat desa, masih mendata kerugian. Namun perhatian warga kini bukan lagi pada angka, melainkan pada sosok renta yang kini tak lagi punya tempat berteduh.
“Beliau sebatang kara. Kami berharap ada bantuan agar bisa punya tempat tinggal lagi,” ujar salah satu warga.
Asnan mengingatkan agar masyarakat berhati-hati dalam menggunakan gas elpiji di rumah. “Pastikan kompor dan regulator aman. Jangan biarkan menyala tanpa pengawasan,” pesannya.
Bagi warga sekitar, tragedi ini bukan sekadar kebakaran-tapi potret kesepian dan ketabahan seorang kakek yang berjuang sendiri di usia senja. Namun juga bagaiman Omyang akan bertahan hidup selepas peristiwa ini. (ep)