Waspada! Upal KW Super Bertebaran Saat Ramadan, Toko Kelontong di Genteng Banyuwangi Disasar

ditemukan_uang_palsu_gtg_bwo20025.jpg Rehan Menunjukkan Uang Palsu (Upal) yang Mirip dengan Uang Asli (Foto: Eko/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Uang palsu (upal) mulai menunjukkan gelagatnya saat Ramadan ini di Banyuwangi. Warga khususnya pedagang patut mewaspadai dan mengecek betul keaslian uang yang diterima.


Jika tidak teliti bisa jadi akan menjadi korban peredaran upal selanjutnya. Seperti yang dialami salah satu toko kelontong di Jalan Merapi, Desa Genteng Kulon, Kecamatan Genteng, Banyuwangi. 


Rehan, penjaga toko, mengira uang pecahan Rp50.000 yang diterimanya asli. Namun pada akhirnya ia menyadari uang yang diterima itu ternyata palsu.


"Entah dari siapa saya dapatnya. Baru sadar setelah menata rapih dan memisahkan uang sesuai nominal. Sepintas mirip uang asli. Setelah diraba baru terasa halus gak seperti uang asli yang kasar di beberapa bagian," ujar Rehan, Rabu (12/03/2025).


Saat dilihat, sepintas uang palsu yang diterima Rehan mirip dengan uang asli. Saat ditempelkan menggunakan sinar ultraviolet,  terlihat jelas tanda air. 


Perbedaannya hanya dari kerapian gambar. Begitu pula dengan benang pengaman yang melintang di tengah. Benang itu tertanam dengan baik, namun bagian hologram keemasan tercetak lebih tebal.


Menurut Rehan, kualitasnya pun terbilang super. Mampu menembus sinar ultraviolet yang menjadi alat pendeteksi keaslian uang yang jadi andalannya.


"Sudah saya tes pakai sinar uv dan hasilnya keluar semua tanda airnya. Perbedaannya hanya saja kertas uang warnanya agak putih dan sedikit memudar," ungkapnya.


Tak sekali ini tokonya jadi sasaran empuk pembeli nakal pakai upal. Total sudah enam kali tokonya menerima pembayaran pakai upal.


Mirisnya, pembayaran pakai upal tak hanya menggunakan pecahan Rp100.000 maupun Rp50.000. Melainkan juga pecahan Rp10.000 dan Rp20.000.


Awal Ramadan 2025 ini, Rehan mengaku  sudah dua kali ia menerima pembayaran pakai upal.


"Bila ditotal jumlah sampai Rp300.000. Jumlah itu ditotal saat pertama kali buka toko empat tahun silam," ujarnya.


Meski tak ingat betul kapan pasti ia mendapat upal dari pembeli, ada satu momen yang mengingatkan Rehan. Ia mencurigai gelagat pembeli yang datangnya bersamaan kemudian melakukan pembayaran hampir bersamaan.


Menurutnya, patut diduga hal itu sengaja dilakukan untuk mengelabui. Konsentrasinya menjadi buyar dan hanya mengandalkan sinar uv usai pembayaran.


"Datangnya itu barengan dan terjadi saat malam hari. Tanggal pastinya saya lupa tapi saya sudah curiga di awal. Namun karena datangnya malah mendekati dinihari tak sebegitu fokus meneliti uang. Cuma memakai sinar uv usai diberikan pecahan besar," pungkasnya. (ep)