
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - KH. Ahmad Munib Syafaat atau Gus Munib bersilaturahmi dengan warga di eks lokalisasi Turian, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi, pada Kamis (02/05/2024).
Gus Munib juga memberikan mukena dan sembako gratis bagi para perempuan di eks lokalisasi Turian. Selain itu, Gus Munib ingin melihat secara langsung dan memastikan lokalisasi yang telah ditutup pemerintah tersebut.
"Memastikan saja bahwasannya menutup saja itu apakah solusi yang tepat atau tidak. Kita melihat lokalisasi sering dipandang sebagai hal yang buruk," kata Gus Munib, kepada BWI24Jam.
Setelah melihat langsung, Gus Munib menemukan bahwa meskipun telah ditutup. Fakta di lapangan membuktikan lokalisasi tetap beroperasi dengan cara sembunyi-sembunyi.
"Ternyata tidak hanya sekadar menutup, mereka butuh solusi yang lain," ujar Gus Munib, yang maju sebagai Calon Bupati Banyuwangi pada Pilkada 2024.
Mendengar dari warga, Gus Munib ingin memastikan mereka mendapat pekerjaan yang layak, dengan membuka dan memberikan lapangan pekerjaan, sehingga mereka tak jadi pekerja seks komersial (PSK).
"Dan ini bukan tugas pemerintah daerah saja, tetapi juga pelakunya harus punya semangat untuk berubah. Saya juga memberikan sumbangsih tali silaturahim, berupa mukena dan sembako," ucapnya.
Pemberian mukena dari seorang tokoh ulama karismatik tersebut, mempunyai arti tersendiri.
"Maksud saya, sejelek apapun atau seburuk apapun orang mengatakan pekerjaan, jangan lupa untuk tetap melakukan salat. InsyaAllah suatu saat pasti mereka akan mendapatkan hidayah," tutur Rektor UIMSYA Blokagung tersebut.
Gus Munib juga berpesan kepada warga eks lokalisasi, jika punya anak cucu yang masih proses belajar, sebaiknya dimasukkan di pondok pesantren.
Sementari itu, Ketua Paguyuban Turian, Pak KS, mengucapkan terima kasih atas perhatiannya dan memohon agar lokalisasi mendapat perhatian khusus.
"Karena para PSK juga manusia yang mempunyai hak hidup yang sama sebagai makhluk Tuhan dan warga negara indonesia," kata Pak KS.
Salah satu PSK, sebut saja Melati, menyatakan bahwa siapapun pasti tidak punya keinginan untuk menjalani profesi seperti dirinya.
"Tapi karena keterpaksaan untuk menghidupi keluarga dan tidak ada keterampilan yang kita bisa lakukan kecuali hal ini, maka kami muhon kepada semua yang terkait untuk memikirkan nasib kami dan masa depan anak-anak kami," pungkas Melati. (rq)