
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Ekskavator disiagakan di sekitaran Dam Garit, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, mengantisipasi banjir memasuki musim penghujan bulan November ini. Dua alat berat siaga 24 jam mencegah terjadinya luapan air seperti yang terjadi pada tahun 2018 dan 2023 lalu.
Koordinator sumber daya air (Kordsa) Singojuruh, Suwarsini menyatakan pengoperasian alat berat ini dilakukan saat ketinggian pintu air diatas normal. Yakni diatas ketinggian 80 cm.
"Saat air sungai volumenya besar dan nanti terjadi sumbatan di jembatan dekat Dam Garit alat berat akan dipergunakan untuk mengangkut material yang dibawa," ujar Suwarsini, pada Senin (02/12/2024).
Dijelaskan olehnya, banjir yang berasal dari hulu Sungai Badeng bermuara ke Dam Garit membawa material berupa sedimen dan pepohonan. Acap kali pohon tumbang yang terbawa banjir kerap menyumbat dan membuat air meluber.
"Material itu yang nanti dievakuasi agar tidak terjadi sumbatan di jembatan dekat Dam Garit. Sumbatan kayu itu yang menjadi penyebab terjadinya banjir besar pada 2018 lalu," terangnya.
Operator alat berat pun menurut Suwarsini turut siaga sepanjang debit air mulai mengalami kenaikan. Terlebih memasuki musim penghujan saat ini yang berpotensi menimbulkan banjir di Sungai Garit.
Selain operator alat berat, penjaga pintu air (PPA) dan petugas juru di wilayahnya untuk siaga 24 jam penuh.
"Untuk penjaga pintu air dan juru juga standby 24 jam. Kebetulan rumah mereka juga tidak jauh dari kantor Korsda yang letaknya berdekatan dengan Dam Garit," jelasnya.
Banjir bandang pernah melanda Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi bulan November tahun 2018 lalu. Banjir bandang ini diduga terjadi karena intensitas hujan yang tinggi di sekitar hulu Sungai Badeng, Kecamatan Songgon.
Dua dusun di Desa Alasmalang yang terdampak banjir yakni Dusun Wonorekso sebanyak lima rumah dan Dusun Karangasem sebanyak 25 rumah dengan ketinggian air 20 cm hingga 1 meter.
Desa Alasmalang merupakan hilir dari tiga sungai, yaitu Sungai Badeng, Sungai Kumbo dan Sungai Kumaran. Pada 22 Juni 2018 lalu, wilayah ini juga sempat diterjang banjir bandang. Kala itu lebih dari 500 rumah rusak akibat tergenang banjir dan lumpur dari sungai tersebut. (ep)