Alat Perangkat Deteksi Dini Tsunami atau Early Warning System (EWS) di Banyuwangi (Foto: Istimewa/BWI24Jam)
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Meski ancaman megathrust belum bisa diprediksi secara pasti, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi terus memperkuat kesiapsiagaan terhadap potensi tsunami di pesisir Selatan. Salah satunya dengan rutin melakukan pengecekan perangkat deteksi dini tsunami atau Early Warning System (EWS) yang tersebar di kawasan Segara Kidul Banyuwangi.
Anggota Pusdalops BPBD Banyuwangi, Ismanto, mengatakan perangkat EWS di wilayah pesisir dicek secara berkala untuk memastikan performanya tetap optimal. Alat tersebut akan otomatis mengeluarkan bunyi sirine saat terjadi gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami.
“Ketika gempa terjadi, alat ini akan mengeluarkan sirine jika terindikasi potensi tsunami,” ujar Ismanto, Kamis (6/11/2025).
Ia menjelaskan, pengecekan tak hanya fokus pada sistem utama, tapi juga mencakup peralatan penunjang seperti kelistrikan dan jaringan internet.
“Alat ini bergantung pada daya listrik dan koneksi wifi. Jadi semua komponen itu juga kami cek agar dalam kondisi aktif,” tambahnya.
Menurut Ismanto, perangkat EWS memiliki kemampuan mendeteksi dini potensi tsunami hingga dua jam sebelum gelombang mencapai daratan. Saat sistem aktif, sirine akan berbunyi dengan nada keras selama satu jam tanpa henti.
“Dengan begitu, warga punya waktu untuk segera menyelamatkan diri jika benar-benar terjadi tsunami. Karena itu, perawatan rutin jadi hal wajib,” katanya.
Saat ini, ada tiga titik utama di pesisir Selatan Banyuwangi yang sudah dilengkapi EWS, yakni di Pelabuhan Muncar, Pantai Grajagan, dan Pantai Rajegwesi, Kecamatan Pesanggaran.
BPBD juga memastikan warga di kawasan rawan bencana sudah dibekali informasi terkait fungsi dan bunyi sirine tersebut.
“Kami sudah sosialisasikan kepada penduduk pesisir, terutama di wilayah selatan yang rawan tsunami. Sosialisasi dilakukan langsung dengan bantuan pemerintah desa,” jelasnya.
Ismanto menambahkan, perangkat EWS yang terpasang di Banyuwangi merupakan milik BPBD Provinsi Jawa Timur. Sementara teknisi perawatannya berasal dari Surabaya.
“Teknisi alat ini dari Surabaya karena perangkatnya milik BPBD Provinsi. Jadi kalau ada gangguan, mereka yang datang ke lokasi. Tidak tentu waktunya karena operatornya bukan dari Banyuwangi,” terang Ismanto.
Selain di wilayah selatan, perangkat serupa juga terpasang di sepanjang garis pantai Banyuwangi bagian utara hingga Wongsorejo. Beberapa di antaranya merupakan milik BPBD dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Sepanjang pantai dari Wongsorejo sampai selatan sudah terpasang alat peringatan dini. Wilayah Muncar jadi salah satu yang paling banyak titik EWS-nya,” pungkas Ismanto. (ep)

