Perjuangan Warga Jember Berburu BBM di Banyuwangi

sbpbfi.jpg Antrean di SPBU Curahketangi, Desa Setail, Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi (Foto: Eko/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Warga dari Kabupaten Jember terseok-seok gegara sulitnya mengakses bahan bakar minyak (BBM) di kampung sendiri. Sampai-sampai mereka harus menyeberang ke tetangga sebelah, Banyuwangi demi mendapatkan gasolin.


Analogi terseok-seok bukan karangan semata. Kondisi itu terlihat dari pemandangan warga Jember menyesaki sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU di Bumi Blambangan.


Mereka rela menempuh jarak puluhan kilometer menuju Banyuwangi. Berangkat sebelum fajar menyingsing. Berburu BBM yang kian sulit.


Halimah, warga asal Dusun Sunberwaru, Desa Sumberkalong, Kecamatan Kalisat, Jember menuturkan sulitnya mendapatkan BBM. Sudah dua hari ini ia bersama Syamsul Arifin, suaminya, menjadi pemburu bensin di Banyuwangi lantaran sulitnya mendapatkan bensin di kampung sendiri. 


"Berangkat tadi sebelum subuh tiba langsung mengantri di pom. Sampai sore ini baru dapat 10 liter," tutur Halimah kepada BWI24Jam, Selasa (29/7/2025).


Halimah menyebut bensin yang diperoleh di SPBU Krikilan, Kecamatan Glenmore, hanyalah cukup untuk dua hari. Ia dan suami yang bekerja sebagai pekebun membutuhkan BBM 3 liter per hari.


Padahal, Halimah berharap bisa mendapatkan lebih karena membawa dua kendaraan ditambah satu jeriken. Namun yang didapat justru sedikit meskipun mengantre lebih dari 8 jam.


"Kalau habis ya terpaksa balik lagi. Mau gimana di Jember juga sulit sekalinya antre dapatnya sedikit itupun hanya beberapa pom yang masih ada bensinnya. Lainnya banyak yang kosong," ungkapnya.


Senasib, Nur Azizah asal Desa Tegalwaru, Kecamatan Mayang, Jember rela menempuh jarak hampir 40 kilometer demi mendapatkan tetesan BBM. Beban perjalan makin bertambah harus menempuh rute alternatif yang membelah perkebunan kopi di lereng Gunung Gumitir, tepatnya ruas Garahan - Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo. 


Ia mengaku terpaksa mencari-mengantre BBM hingga ke Banyuwangi. Selain sulit, harga eceran di pasaran Jember naik hingga dua kali lipat dari harga eceran tertinggi (HET).


"Masak kita beli eceran sudah Rp25.000 seliter. Terus dapat lebih darimana sedangkan upah buruh harian cuma hanya Rp50.000," kata Nur Azizah saat megantre BBM di SPBU Curahketangi, Desa Setail, Kecamatan Genteng, Banyuwangi.


Nur Azizah mengaku berangkat sebelum adzan subuh. Bersama suami, dan anaknya. Mereka bertiga berbagi tugas mengantre BBM di tiga SPBU berbeda.


Suami mengantri di SPBU Kalibaru, sang anak di SPBU Krikilan, Glenmore sedangkan dirinya di SPBU Curahketangi, Genteng. Namun BBM yang didapat hanyalah cukup mengisi tangki motor yang dibawa.


"Ini masih ngantre Pertamax pakai jurigen. Mulai pagi sampai sekarang belum dapat. Mudah-mudahan kebagian," tambah Nur Azizah.


Dari pantauan media ini, SPBU yang diserbu warga Jember berdekatan dengan jalur Gumitir atau Banyuwangi bagian barat. Diantaranya SPBU Kalibaru, Krikilan, dan SPBU Curahketangi. 


Bahkan, dari informasi yang dihimpun, SPBU Tegalyasan, Kecamatan Sempu dan SPBU Kembiritan, Genteng mulai didatangi warga Jember yang berburu BBM.