
BWI24JAM.BANYUWANGI.
– Ribuan Aparatur Sipil Negera (ASN) di Kabupaten Banyuwangi kembali
memborong aneka produk pangan bernutrisi tinggi untuk membantu
meningkatkan gizi balita stunting.
Aksi
tersebut dilaksanakan dalam rangka “Gerakan Belanja ke Pasar dan UMKM”
yang rutin digeber sejak 2021. Gerakan ini dilaksanakan setiap bulan
pada tanggal ‘cantik’ oleh ribuan ASN dan berbagai komunitas di
Banyuwangi. Misalnya 2 Februari (2/2), 3 Maret (3/3) dan seterusnya.
Hasil kegiatan ini didonasikan kepada warga kurang mampu. Termasuk untuk
balita yang mengalami stunting.
“Tema
kali ini masih fokus untuk penangan stunting. Kami gerakkan berbagai
elemen, khususnya para ASN, untuk belanja kebutuhan pangan bergizi untuk
disumbangkan kepada balita stunting, serta ibu hamil berisiko tinggi
(Bumil Risti),” ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, usai belanja
di pasar Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Jumat (3/3/2023).
Bupati
Ipuk tampak berkeliling pasar Ketapang untuk belanja ragam bahan
bergizi tinggi. Seperti daging sapi, aneka ikan, telur, protein nabati,
dan sayur mayur.
“Nanti
kita salurkan sesuai target. Kita sudah kantongi data balita stunting by
name by address termasuk jenis faktor determinannya, di masing-masing
kecamatan,” terang Ipuk.
Usai
berbelanja kebutuhan pangan, Ipuk mengunjungi seorang balita stunting
di Desa Ketapang. Selain menyerahkan bantuan, Ipuk juga memastikan
kondisi kesehatannya.
“Saya
minta Puskesmas, dasawisma, dan kader Posyandu terus memantau
perkembangannya. Dampingi dan pantau terus kondisi mereka. Pastikan
intervensi pangan bernutrisi yang kita berikan betul-betul dikonsumsi,
sehingga kondisinya segera membaik,” kata Ipuk.
Ipuk menjelaskan, penanganan stunting di Banyuwangi dilakukan keroyokan secara gotong royong melibatkan berbagai pihak.
“Stunting
bukan hanya menjadi tugas puskesmas dan Dinas Kesehatan, melainkan
seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan berbagai elemen lainnya
juga ikut terlibat karena stunting tidak hanya disebabkan masalah
kesehatan, tapi bisa banyak faktor lainnya,” tegas Ipuk.
Untuk
penanganan stunting, Pemkab Banyuwangi mengalokasikan Rp. 7 miliar,
untuk intervensi nutrisi bumil risti dan baduta stunting dari keluarga
tidak mampu pada 2023.
“Intervensi
ini dilakukan berdasarkan pada data keluarga terindentifikasi stunting
yang lengkap by name, by address, berikut determinan penyebab, hingga
jenis intervensi yang bisa dilakukan,” urai Ipuk.
Intervensi
maupun monitoring yang dilakukan pemkab di-update secara real time
melalui aplikasi Banyuwangi Tanggap Stunting oleh kader dasawisma dan
posyandu yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK). Selain itu,
Banyuwangi juga mengoptimalkan edukasi dan Konseling Pranikah bagi
calon pasangan suami istri. (*)