Kampanye Penanganan dan Pengelolaan Sampah, DLH Banyuwangi Lakukan Berbagai Inovasi

7A138F3E-EDA5-4645-A3FC-6BBEF6EE364B.jpeg Kegiatan diskusi DLH Banyuwangi bersama berbagai pihak untuk penanganan dan pengelolaan sampah

BWI24JAM, Banyuwangi Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi menggalakkan Program Banyuwangi Hijau (BWH) yang berfokus pada pengelolaan sampah berkelanjutan. 


Melalui diskusi dengan tema ‘Mengubah Perilaku Masyarakat Banyuwangi untuk Mengelola Sampah Secara Berkelanjutan’ yang dilaksanakan Selasa (31/1/2023) di Banyuwangi Creative Hub, DLH Banyuwangi mengajak keterlibatan berbagai pihak untuk meningkatkan penyediaan layanan persampahan yang terintegrasi. Diskusi turut dihadiri oleh Nur Anim Jauhariyah (Peneliti Studi Formatif), Hanipan,SKM., M.Kes (Dinas Kesehatan) serta peserta. 


Dwi Handajani, ST. M.Si selaku PLT Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi menuturkan akan menguatkan peraturan pada tingkat Kabupaten serta di lembaga tingkat desa. 


“Hal ini kaitannya dengan regulasi dan anggaran, kelembagaan, teknologi dan infrastruktur, keberlanjutan finansial hingga pada pola perilaku masyarakat,” tuturnya, Selasa (31/1/2023). 


Inovasi tersebut dikuatkan agar semua saling terintegrasi hingga sampai ke tingkat paling bawah. Salah satunya memperkuat kapasitas UPTD Pengelolaan Sampah dan mengembangkannya menjadi UPT – PPK BLUD Persampahan. 


“Pemkab Banyuwangi saat ini membangun pengelolaan sampah dengan kapasitas 84 ton perhari yang mampu melayani 6 kecamatan bertempat di desa Balak, Kecamatan Songgon dengan sistem reuse, reduce, dan recycle,” ujar Handajani. 


Selain teknologi dan infrastruktur, pihaknya juga mengembangkan sistem pembiayaan layanan persampahan. 


“Termasuk mencari skema yang tepat untuk anggaran pembangunan infrastruktur hingga  mengatur retribusi jasa layanan sampah dengan payung hukum yang jelas,” lanjutnya. 


Hal yang paling menjadi sorotan oleh pihaknya adalah pola perubahan perilaku masyarakat terkait penanganan sampah di lingkungan sekitar.


“Sebanyak apapun lahan TPA yang kita bangun kalau masyarakat sendiri tidak mau melakukan pengelolaan sampah dengan baik maka lahan-lahan akan habis,” jelasnya. 


Oleh sebab itu, dirinya berharap keterlibatan berbagai pihak dalam kampanye pengelolaan sampah yang baik. 


“Pengelolaan sampah tentunya bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan dinas saja, semua elemen dan golongan wajib bergotong royong agar permasalahan sampah yang ada di daerah dapat tertangani dengan baik,” harap Handajani. 


Kampanye pengelolaan sampah, lanjutnya, bisa dimulai melalui lingkup paling kecil di rumah tangga. 


“Selain itu peran para tenaga kesehatan, PKK, sekolah, komunitas, dan tokoh agama itu juga penting. Program-program pelatihan sudah dijalankan di sekolah-sekolah hingga di desa tentang pengolahan sampah,” pungkasnya.