
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Kebakaran yang menghanguskan lereng Gunung Raung menutup akses pendakian via Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru. Walhasil pemandu wisata, porter sampai jasa ojek terpaksa berhenti dari aktivitas yang menyokong nafkah mereka.
Terhenti bukan berarti mereka diam begitu saja. Tergerak untuk segera pulih, mereka berbondong-bondong memadamkan api. Dimulai sejak Rabu (16/10/2024).
Sektretaris Pendakian Via Wonorejo - Kalibaru, Eko Wahyudiyanto menyatakan, total ada 19 yang tergabung dalam kru kedua. Kesemuanya merupakan tim yang terdiri pemandu, porter, dan juga tukang ojek pendaki.
"Mereka tergabung dalam kru kedua. Kru pertama kemarin telah melakukan upaya pemadaman. Dan hari ini kita bisa menjangkau titik lokasi kebakaran," kata Eko.
Pemadaman yang dilakukan memakai alat seadanya seperti cangkul untuk mengambil tanah dan menutupnya ke titik api. Upaya itu ternyata bisa membuahkan hasil dan api dapat dijinakkan.
Titik api berada diantara perbatasan Krikilan, Kecamatan Glenmore dengan wilayah Kalibaru. Eko menambahkan, api yang membakar masih jauh dari lintasan jalur yang digunakan.
"Masih jauh dari jalur pendakian. Alhamdulillah tadi sudah padam ditambah lagi hujan mengguyur lereng Gunung Raung sore tadi," ujarnya, kepada BWI24Jam.
Padamnya api ini diharapkan bisa segera memberikan angin segar bagi wisata pendakian via Wonorejo - Kalibaru. Sudah empat hari ini pendakian ditutup lantaran munculnya titik api pada 13 Oktober lalu.
Eko berharap sesegera mungkin jalur pendakian dibuka. Akan tetapi pihaknya belum bisa memutuskan sepihak karena harus berkoordinasi dengan pemangku wilayah.
"Setelah ini kami koordinasikan dengan pihak Perhutani selaku pemangku wilayah. Sebenarnya kami berharap sesegera mungkin. Apalagi sudah enam hari kami tidak melayani tamu. Ini saja sudah puluhan wisatawan yang jadwalnya dibatalkan," terangnya.
Sebelumya, tiga titik panas terpantau di lereng Gunung Raung melalui satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) berdasarkan pantauan sensor medis yakni Satelit Tera, Aqua, SNPP, dan NOAA20. Terpantau ada 3 titik panas (hotspot) di lereng Gunung Raung.
Agen informasi bencana (Agisena) TRC BPBD Jawa Timur, Ismanto menyatakan, titik api yang terpantau berada di lahan Perhutanani, wilayah Krikilan, Kecamatan Glenmore. Terlihat hanya kepulan asap tipis melalui pantauan langsung.
"Ini pantauan dari wilayah Krikilan hanya kepulan asap tipis yang terlihat. Titik kepulan asap berada di dasar jurang," ucap Ismanto.
Titik kepulan asap berada jauh dibawah lereng Gunung Raung dan jauh dari jangkauan pemukiman. Kendati tak menutup kemungkinan api yang diduga membakar lahan ilalang itu akan meluas.
Ismanto menambahkan, kondisi itu tak lepas dari cuaca kemarau yang terus berlanjut. Ditambah lagi hembusan angin disekitar lereng gunung cukup kencang.
"Arah angin mengarah ke arah barat dan cukup kencang. Tapis sejauh pantauan kami masih aman," tambahnya.
Kondisi serupa acap kali terjadi setiap musim kemarau berlangsung. Terakhir, tiga titik api terpantau dari satelit BMKG pada 23 Oktober 2023.
Ketiga titik api yang posisinya berdekatan itu, disebabkan cuaca ekstrem, dampak fenomena El Nino. Kobaran api berada di dalam jurang yang sulit dijangkau, dan terlihat membakar pepohonan kering.
Ismanto menyebut, patut diduga kondisi serupa yang menyebabkan kebakaran lereng Gunung Raung di lahan milik Perhutani tersebut. Dilain sisi, masih kata Ismanto, tak menutup kemungkinan adanya sisa pembakaran dari warga yang beraktivitas di dekat areal tersebut
"Disitu (areal yang terbakar) merupakan lahan garapan. Bisa saja lupa ada warga yang lupa mematikan api dan sebagainya. Tapi itu masih dugaan dan kami masih terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait," kata dia.
Akibat kebakaran lahan ini, aktivitas pendakian Gunung Raung via Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru, Banyuwangi dihentikan sementara. Informasi penutupan itu tertuang dalam surat pengumuman nomor: B.026/Pan-Pel/Mt. Raung/II/2024 tertanggal 13 Oktober 2024. (ep)