
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Sejumlah kendaraan besar harus gigit jari saat berniat melintasi jalur Gumitir yang ditutup total efektif sejak Kamis (24/7/2025). Mereka yang berniat melalui jalur diminta putar balik oleh polisi yang berjaga.
Padahal, plang dan spanduk penutupan jalur nyaris terlihat hampir di sepanjang jalan menuju Gumitir. Namun para sopir berdalih tak menahu ihwal penutupan yang dilakukan.
Sampai mereka disetop petugas di jalan depan UPPKB atau jembatan timbang di Dusun Beringin, Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru. Titik dimana petugas memasang barier dan berjaga selama 24 jam penuh.
"Mulai pagi hingga siang tadi sejumlah kendaraan kita putar balikkan terutama kendaraan truk dan mobil pribadi," ujar Anggota Unit Lantas Polsek Kalibaru, Briptu Teguh Tri.
Teguh menyebut sopir berdalih tak menahu adanya penutupan jalur Gumitir. Meskipun sejumlah plang dan balihon penutupan telah dipasang jauh hari sebelumnya.
Selain diletakkan di tempat strategis, ukuran papan informasi penutupan jalur juga besar. Kecil kemungkinan sopir tak melihat ada tanda tersebut.
Ditambah lagi sosialisasi dikebut juga melalui media sosial. Sehingga, kendaraan besar dan pribadi atau roda empat akan diputarbalikkan jika berniat masuk ke jalur Gumitir.
"Alasan dari sopir katanya tidak tahun jika ada penutupan jalur Gumitir," ungkapnya.
Penutupan jalur Gumitir dijadwalkan berlangsung selama dua bulan, mulai 24 Juli 2025 hingga 24 September 2025. Kegiatan ini bagian dari proyek preservasi jalan nasional untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan.
Pekerjaan preservasi di Jalur Gumitir merupakan bagian dari paket Pekerjaan Preservasi Jalan dan Jembatan Tahun Anggaran 2025. Jalur ini, yang menghubungkan Kabupaten Jember dan Banyuwangi, akan diperbaiki melalui penanganan longsoran dengan perkuatan lereng bawah menggunakan konstruksi bored pile sebanyak 55 titik sepanjang 115 meter.
Selain itu, perbaikan geometri jalan juga dilakukan untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan. "Pekerjaan preservasi di Jalur Gumitir mengutamakan aspek keselamatan pengguna jalan. Penutupan total jalan dipilih sebagai opsi paling aman setelah mempertimbangkan berbagai risiko proyek,” ujar Kepala BBPJN Jawa Timur-Bali, Gunadi Antariksa. (ep)