Tukang Pijat Asal Setail Banyuwangi Meninggal di Rumah Pelanggan, Diduga Kena Serangan Jantung

korrb.jpg Kepolisian Setempat dan Warga Menindaklanjuti Laporan Adanya Tukang Pijat yang Tak Sadarkan Diri (Foto: Polsek Genteng/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Tukang pijat asal Desa Setail, Kecamatan Genteng, Banyuwangi berinisial M, meninggal usai memijat pelanggan. Laki-laki berusia 48 tahun tersebut diduga terkena serangan jantung seusai memijat.


Korban meninggal dunia pada Selasa, 26 Agustus 2025 sekitar pukul 19.15 WIB. Lokasi meninggalnya korban berada di salah satu rumah warga di Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng.


Kapolsek Genteng Kompol Edy Priswanto menyampaikan korban sebelumnya mengeluhkan sakit pada bagian perut sesaat setelah memijat pelanggannya.


"Korban mengeluh kepada saksi (pelanggan) jika perutnya merasa tidak enak. Sebelumnya sempat memijat dan menawarkan minua urut kepada saksi," terang Edy, Rabu (27/8/2025).


Ia menambahkan korban sempat meminta diberikan air hangat karena merasa lambungnya kurang enak. Akan tetap ketika hendak diberikan air hangat oleh pelanggannya itu korban justru tak sadarkan diri.


"Korban sempat meminta air hangat karena merasa perutnya tidak enak. Kemudian saksi mengambilkan air hangat tetapi saat akan diberikan, korban sudah tidak sadar dengan posisi duduk dan kepala tersandar miring ke jendela kaca," jelasnya.


Panik melihat korban tak sadarkan diri, saksi lantas meminta bantuan tetangganya. Lalu diteruskan ke perangkat desa disambung ke Kepolisian Sektor Genteng.


Edy bersama anggota lalu terjun menindaklanjuti laporan adanya warga yang tak sadarkan diri di Desa Kembiritan. "Kami kemudian mendatangi TKP dan melakukan olah TKP dan menghubungi Petugas Medis dari Puskesmas Kembiritan," jelas Edy.


"Dari hasil pemeriksaan medis diketahui pupil mata terbuka lebar menandakan kematian di daerah otak, denyut nadi ditangan tidak ada. Menandakan jantung tidak ada pergerakan dan nafas tidak ada. Diduga korban terkena serangan jantung," sambungnya.


Edy menyebut dugaan korban terkena serangan jantung itu turut diperkuat dengan pernyataan anak korban yang mengatakan bahwa bapaknya memiliki riwayat penyakit jantung. "Menurut anaknya, korban   mempunyai riwayat penyakit jantung," ujarnya.


Keluarga sendiri menolak dilakukan autopsi pada jenazah korban. Dan menerima kematiannya sebagai bagian dari takdir.


"Pihak keluarga telah membuat surat penolakan dilakukannya otopsi terhadap korban dengan membuat surat pernyataan," kata Edy.


Jenazah lalu dibawa menggunakan ambulans milik relawan menuju rumah duka. Selanjutnya diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan. (ep)