Asosiasi BPD Banyuwangi Serukan Pemilu Damai Bebas Hoax dan Provokasi

20240123_094153.jpg Asosiasi BPD Kabupaten Banyuwangi Gelar Literasi Digital

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kabupaten Banyuwangi menggelar literasi digital bertajuk “Mewujudkan Pemilu Damai Bebas Hoax dan Provokasi” di Havana Ballroom, Jajag, Gambiran, pada Senin (22/1/2024).


Kegiatan yang diikuti oleh kepala desa, anggota BPD, dan perangkat desa se Kabupaten Banyuwangi mengajak para tokoh di desa ini berperan aktif untuk menjaga keberlangsungan pemilu yang akan diselenggarakan bulan depan itu. Utamanya dari hal-hal yang bisa mengacaukan pemilu yang disebarkan lewat gawai (handphone).


“Kami ingin mengajak masyarakat agar lebih mewaspadai jari-jarinya dalam menggunakan handphone dan media sosialnya. Jangan sampai mudah menyebarkan hoax dan provokasi yang bisa menyebabkan terjadinya kekacauan pada penyelenggaraan pemilu kali ini,” ungkap Ketua Asosiasi BPD Banyuwangi Rudi Hartono Latief.


Literasi digital itu sendiri menghadirkan sejumlah narasumber kompeten. Di antaranya adalah Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Handoko, Kasi Intelejen Kejaksaan Negeri Banyuwangi Rezky Sapta Kurniadhi danKasi Hukum Polresta Banyuwangi Ipda Bambang Purwanto.


Dalam kesempatan tersebut, Handoko menguraikan tentang bahayanya hoax. Sejak masa lampau, hoax dipergunakan untuk memecah belah bangsa. Seperti halnya kisah Perang Bubat yang terjadi pada masa Kerajaan Majapahit dan Pajajaran. Kisah perang yang tak jelas kebenarannya ini, mampu membuat segresi sosial antara orang Jawa dan Sunda.


“Saat ini, hoax bahkan lebih masif lagi. Jika dulu hanya lewat mulut ke mulut, selebaran atau lainnya yang terbatas, sekarang menggunakan HP dan media sosial yang persebarannya lebih luas,” ungkap tokoh muda asli Banyuwangi yang kini menjabat sebagai Sekjen DPP PROJO itu.


Hoax yang menjadi perangkat devide et impera (adu domba) ini harus diwaspadai. Terutama menjelang pemilu. “Jangan sampai bangsa Indonesia yang semakin maju di bawah kepemimpinan Pak Jokowi ini terkoyak,” pesan tokoh yang kini menjadi Caleg DPR RI Dapil Jatim III dari Partai Golkar nomor urut dua (2) itu.


Hal senada juga diungkapkan oleh Rezky dan Bambang. Keduanya kompak menjelaskan konsekuensi hukum dari menyebarluaskan hoax dan provokasi. “Jika dulu mulutmu harimaumu, sekarang jarimu adalah harimaumu. Waspada, saring sebelum sharing,” ungkap Bambang.


Sedangkan Rezky menyarankan untuk pasif jika melihat atau membaca sesuatu di media sosial. “Lebih baik biarkan saja jika tidak bisa memastikan kebenaran suatu berita atau peristiwa. Salah share, bisa berujung bui,” tegasnya. (*)