
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Perhubungan langsung bergerak cepat meningkatkan keselamatan di jalur menuju Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen. Hal ini menyusul sejumlah kejadian nahas di jalur rawan tersebut.
Jalur yang sekarang bernama Tikungan Sengkan Slamet memang dikenal ekstrem, dengan turunan curam dan tikungan tajam yang kerap menimbulkan kecelakaan.
Menanggapi kondisi tersebut, Dinas Perhubungan (Dishub) Banyuwangi melakukan survei lapangan dan menyusun langkah cepat berupa pemasangan jaring pengaman di lokasi paling rawan.
"Pemasangan akan dilakukan di titik tersebut, dan akan ada dua jaring yang dipasang, yaitu berukuran 3x8 meter dan 4x8 meter," kata Plt Kepala Dishub Banyuwangi, I Komang Sudira Atmaja, pada Senin (14/4/2025) kepada BWI24Jam.
Jaring ini akan dipasang di tikungan berbahaya, dilengkapi dengan lapisan sekam di bawahnya. Solusi ini diharapkan mampu menahan laju pengendara motor yang kehilangan kendali, sekaligus mengurangi dampak fatal dari kecelakaan.
"Tujuannya adalah agar saat pengendara motor tak mampu mengendalikan kendaraannya dan terlempar, dapat ditangkap jaring tersebut dan jatuh di atas sekam, sehingga fatalitas kecelakaan bisa diminimalisasi," terangnya.
Dishub menargetkan pemasangan jaring pengaman rampung dalam bulan April ini. Selain itu, ban-ban bekas yang selama ini dijadikan pelindung di sepanjang jalur akan ditata ulang agar fungsinya lebih maksimal dalam meredam benturan.
Tak hanya fokus pada solusi jangka pendek, Pemkab Banyuwangi melalui DPU Cipta Karya Perumahan dan Pemukiman (DPU CKPP) juga tengah mematangkan rencana pembangunan kolam pasir sebagai jalur evakuasi darurat.
Kolam ini nantinya akan berfungsi sebagai tempat pemberhentian darurat jika pengendara mengalami kendala saat menuruni jalan curam dari arah Ijen.
"Secara teknis akan disurvei kembali, bagaimana teknik membangun supaya kendaraan tidak turun mendadak, supaya kendaraan mengalir dan perlahan berhenti," imbuh Komang.
Namun, karena lokasi rencana kolam berada di kawasan hutan yang dikelola Perhutani, koordinasi lebih lanjut akan dilakukan untuk mengatasi kendala teknis di lapangan. (rq)