
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi – Minggu (04/02/2024) malam, Calon Anggota Legislatif (Caleg) DPR RI nomor urut 1 Partai PKS, Saimi Saleh lakukan kampanye yang extraordinary alias luar biasa, dengan gelar Nobar (nonton bareng) Debat Kelima Capres bersama masyarakat dengan tajuk “Debat Terakhir Menuju Perubahan”.
Acara yang dilaksanakan di pesisir Pantai Plengsengan Lateng Banyuwangi tersebut juga menggandeng caleg DPRD kabupaten Banyuwangi Ziaul Hak dan caleg DPRD Provinsi Jawa Timur Usamah Abdat yang juga sama-sama maju melalui Partai PKS.
Pada kegiatan nobar tersebut, masyarakat tampak antusias menyimak jalannya perdebatan, serta sesekali bereaksi dengan tepuk tangan dan sorak sorai kala mana Capres nomor urut 1 Anies Baswedan —yang notabene diusung oleh Partai PKS— menyampaikan gagasannya.
Selain itu, Abah Saimi, sapaan akrabnya berkesempatan memberikan kata kesimpulan yang mana menurutnya, calon presiden dari partainyalah, Anies Baswedan yang menjadi bintang pada debat terakhir malam ini dan mengajak masyarakat yang hadir untuk memberikan suaranya kepada orang yang tepat.
“Saya pribadi, Saimi Saleh dari PKS memohon. Kami bertiga ini adalah melamar jadi pelayan bapak-ibu. Kalau Pak Anies (nanti jika terpilih) sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Kami bertiga hanya pelayan (bapak-ibu) tidak lebih dari itu,” tukasnya dengan tegas.
Pernyataannya tersebut seolah ingin mengkritisi para wakil rakyat yang sudah terpilih, meminta dukungan suara kepada rakyat ketika masa pemilihan, namun lebih tunduk dan patuh terhadap instruksi partai kala mana telah menerima jabatan.
Hal ini juga disampaikan lebih lanjut mengenai bagaimana menurutnya istilah pelayan lebih tepat dibanding istilah wakil, kendatipun nama institusi resminya menggunakan Dewan Perwakilan Rakyat.
Ditanya soal apa yang menjadi fokus untuk maju di DPR, Abah Saimi menyoroti sektor ekonomi yang sampai saat ini masih belum bisa memberikan kesejahteraan kepada rakyat.
“Justru saya bilang dari dulu sampai ini hari, yang namanya melarat tetap melarat. Yang dulu tanah subur, pupuk mudah, produktivitas naik sekarang surut. Justru yang sekarang bertambah ini orang kaya semua, bukan rakyat kecil,” jelasnya dengan sedikit berapi-api.
Caleg kelahiran Palembang tersebut juga sangat menyayangkan kekayaan sumber daya alam negara, hanya dikuasai dan dinikmati oleh segilintir orang saja yang memiliki akses di pemerintahan dan menjadi previllage di kalangan elite.
“Mudah-mudahan setelah beliau (Anies) terpilih, kita bisa desak presiden kita untuk menyelesaikan semuanya, dengan desak. Bukan dengan bicara satu arah, seperti 25 tahun yang lalu,” imbuhnya.
Berbicara soal Banyuwangi yang merupakan daerah pilihnya, Abah Saimi sebagai putra seorang ibu asli Banyuwangi, merasa punya kewajiban untuk memperjuangkan kemajuan tanah leluhurnya terkhusus di sektor ekonomi.
Dengan dasar inilah sebagai seorang pengusaha, sebelum didapuk menjadi caleg partai PKS, selama ini beliau aktif memberikan sumbangsih ekonomi melalui kegiatan ekspor biji kopi yang menjadi produk desa di Banyuwangi.
Terkait kegiatan nobar yang diselenggarakan oleh Saimi Saleh di Cafe Mas Brew Plengsengan, salah seorang warga memberikan komentar positif dengan adanya kegiatan tersebut. “Kegiatan yang sangat bagus untuk menumbuhkan kesadaran politik,” ujar salah seorang warga. (*)
Penulis: M. Rizky