
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Perang dagang yang digaungkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump utamanya ke negara Cina membuat ketar-ketir perajin tahu-tempe. Mereka khawatir harga kedelai kian melambung terkena imbas perang dagang dua negara adidaya tersebut.
Miftahul Jannah, salah satu produsen tahu di Dusun Cangaan, Desa genteng Wetan, Kecamatan Genteng, Banyuwangi khawatir harga kedelai bisa tembus diangka Rp.14.000 bahkan Rp.15.000 per kilogram. Kondisi itu sempat terjadi pada tahun 2023 lalu.
“Adanya perang dagang Cina dan Amerika itu takutnya nanti berdampak pada kenaikan harga kedelai. Kalau itu benar terjadi, kami produsen tahu tempe pun akan bingung. Sudah kami gak ada untung, dulu sempat harga 14.000 itu. Terpaksa kami tutup beberapa hari,” kata Mifta kepada BWI24Jam, Rabu (23/04/2025).
Ia menyebut tahu yang diproduksi di tempatnya menggunakan bahan baku 100% kedelai impor. Harga kedelai impor cenderung lebih mahal dibanding kedelai lokal, namun secara kualitas lebih bersih dan tanpa limbah, sehingga seluruh perajin tahu dan tempe di dusunnya menggunakan kedelai impor.
Saat harga kedelai naik, Mifta mengaku kesulitan mendapatkan untung karena harga tahu tidak bisa ia naikkan.
“Kita sampai tutup itu karena kan kita mau cari solusi mau naikkan harga tahu atau gimana karena khan kalau harga tahu itu mahal orang itu kurang minat,” tambah Mifta.
Saat ini harga kedelai impor berada diangka Rp.9.900 naik sebanyak Rp.900 dibanding Januari 2025 lalu. Dalam sehari, ia mampu menghabiskan 100 kilogram kedelai untuk menghasilkan tahu hingga ratusan potong. Per potong ia menjual dengan harga Rp. 500 yang langsung diambil pengecer.
Saat ini, ia hanya mampu berharap agar pemerintah dapat melindungi produsen tahu dengan menjaga harga kedelai impor tetap setabil.
“Harapannya ke pemerintah semoga harga kedelai jangan naik lagi, tetap setabil di harga 8 atau 9 ribu itu. Karena ini juga sudah ada kode dari agen bahwa harga kedelai akan naik lagi, kalau itu sampai terjadi khan bisa naik terus harganya itu,” terang Mifa.
Sementara Rochman salah satu produsen tempe di Dusun Cangaan mengungkapkan, harga kedelai saat ini masih normal. Ia berharap harga tersebut setabil dan tidak naik kembali.
“Sudah normal ini segini saja jangan naik lagi, bingung kalau naik nanti ukuran tempenya saya kecilkan aja,” tutup Rochman. (ep)