Selama Setahun, FAO dan KKP Bimbing Ibu-Ibu Pesisir Banyuwangi Buat Produk Olahan Ikan

2023-03-12_10_25_07_1semarakperikanan.jpg Semarak Perempuan Perikanan Banyuwangi untuk Indonesia (Foto: Riqi/bwi24jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Semarak Perempuan Perikanan Banyuwangi untuk Indonesia sukses digelar di Gesibu Blambangan, Banyuwangi, pada Minggu (18/6/2023). 


Kegiatan itu digagas oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI bersama Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia/Food and Agriculture Organization (FAO) dan Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi. 


Dihadiri oleh sejumlah tokoh terkait. Dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yakni Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Machmud.


Momentum penting ini juga turut dihadiri oleh Rajendra Aryal selaku Kepala Perwakilan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) untuk Indonesia - Timor Leste. 


Tamu kehormatan yakni Tenaga Ahli Perikanan dari Kantor Pusat FAO di Roma, Ruben Sanchez Daroqui, juga hadir memberikan kontribusi berharga dalam bidang perikanan, selama kurang lebih setahun FAO dan KKP di Banyuwangi untuk membina perempuan atau ibu-ibu di pesisir Banyuwangi. 


Machmud menyampaikan bahwa kegiatan yang berupa pendampingan ini sudah berjalan dari tahun lalu. 


"Kegiatan ini dimulai tahun 2022 kemarin. Dimana kita bisa memberdayakan kaum perempuan yang mana para istri nelayan terutama. Untuk terus membantu kehidupan para nelayan," kata Machmud. 


Karena selama ini yang kita ketahui, lanjut Machmud, kehidupan nelayan banyak di bawah garis kemiskinan. Apalagi didukung dengan perubahan iklim, menangkap ikan semakin susah sehingga berdampak pada pendapatan nelayan juga akan terganggu. 


"Maka salah satu upayanya adalah mengolah ikan itu menjadi produk dan memiliki nilai tambah. Sehingga membantu nelayan itu meningkatkan income-nya," jelasnya. 


Tidak hanya dari pemerintah, namun juga pihak dari FAO membantu. Sebab kehidupan dunia itu tergantung FAO juga sebagai organisasi di bawah naungan PBB atau Perserikatan Bangsa-Bangsa. 


"Banyuwangi menjadi satu-satunya dari Kabupaten Kota se-Indonesia yang dibimbing langsung oleh FAO. Mudah-mudahan itu bisa diimplikasi ke daerah lain," pungkasnya. 


Rajendra Aryal dari FAO untuk Indonesia - Timor Leste, memaparkan bahwa ini merupakan proyek global yang diterapkan di 10 negara di seluruh dunia, dan Indonesia adalah salah satunya. 


"Sementara di Asia Tenggara ada dua negara yaitu Indonesia dan Filipina. Dengan bangga saya dapat mengatakan bahwa dampak terbaik dari hasil terbaik telah dicapai Indonesia," ujar Rajendra. 


Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi Alief R. Kartiono mengatakan, dari 11 kecamatan di Banyuwangi yang memiliki garis pantai, sudah 4 yang didampingi FAO. 


"Kita harus mencari kelompok yang mempunyai dasar kegiatan usaha. Paling tidak punya produk awal mereka. Kita menemukan di Blimbingsari, Tegaldlimo, Muncar, dan Pesanggaran," urainya. 


Sementara dari jajaran Pemkab Banyuwangi hadir diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Banyuwangi, Dwi Yanto. 


Event yang dimulai sejak jam 6 pagi hingga sekitar jam 11 siang itu juga diramaikan dengan kegiatan lomba menggambar, talkshow, cooking demo, UMKM, dan band perform. (rq)