Hujan Datang, Usaha Kerupuk Bawang Warga Desa Kaligondo Banyuwangi Diguyur Untung

pengusaha_kerupuk_di_kaligondo_bwi2025.jpg Omzet Ssaha Kerupuk Bawang Milik Tri Suratini yang Terdongkrak saat Musim Penghujan (Foto: Eko/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Musim hujan kerap menjadi momok bagi sebagian orang. Sebab, tak sedikit dari mereka yang kesulitan beraktivitas saat hujan turun.


Namun bagi beberapa pelaku usaha, musim hujan justru dianggap sebagai sumber keberkahan. Itu yang kini dirasakan perajin kerupuk bawang asal Desa Kaligondo, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Tri Suratini (56).


Omzet jualan kerupuk bawang khas premium olahannya naik 25 persen ketimbang musim panas. Tercatat ia membukukan penjualan lebih dari 100 kantong berisikan 10 kerupuk matang siap makan dalam sehari.


"Kalau musim penghujan jualannya lancar. Sehari bisa lebih dari 100 bal," kata Tri, Kamis (30/01/2025) kepada BWI24Jam.


Tri mengaku heran dengan naiknya omzet penjualan memasuki musim penghujan awal tahun ini. Padahal, di tahun sebelumnya dan kondisi yang sama, penjualan kerupuk. Bawang masih di kisaran standar dan dibawah penjualan normal.


Jika normalnya berkisar 80 sampai dengan 90 bal saat ini baik menjadi 110 sampai dengan 120 bal dalam sehari.


"Mungkin hawa dingin membuat penikmat kerupuk lebih banyak makannya. Selain untuk pelengkap lauk pauk, kerupuk ini juga bisa dimakan sebagai camilan," cetusnya.


Kendati penjualan naik akan tetapi musim penghujan sedikit menghambat proses produksi kerupuk bawang yang sudah ditekuninya sejak tahun 2012 silam. Hal itu menurut Tri dikarenakan proses penjemuran yang molor akibat minimnya asupan panas dari terik matahari.


"Yang jelas molor untuk proses penjemurannya," katanya.


Jika normalnya jemur bahan setengah jadi dibutuhkan waktu empat hari lain halnya saat musim penghujan yang membutuhkan waktu 5 hingga 7 hari. Sehingga Tri bersama suami dan anaknya yang menggarap usaha ini bekerja ekstra bahkan sampai menerapkan jam lembur.


"Pesanan banyak tapi produksi lambat yang harus lembur kadang-kadang," ungkapnya.


Naiknya omzet saat musim penghujan ini merupakan berkah tersendiri bagi usaha yang dirintis bareng suami dan anaknya ini. Produk kerupuk bawang premium olahannya memang diakui sudah mendapatkan tempat tersendiri di kalangan pecinta kerupuk jadul.


Meski begitu Tri tak ingin muluk-muluk menaikkan produksi meskipun penjualan mengalami peningkatan. Dirinya enggan melakukan ekspansi pasar terlalu jauh dan mengutamakan pelanggan sendiri yang sudah dilayaninya bertahun-tahun.


"Cukup melayani pelanggan dulu daripada jauh-jauh nanti takut keteteran," ujarnya.


Untuk satu bungkus kerupuk dipatok Tri dengan harga Rp800. Harga itu dipatok kepada pelanggan atau pengecer yang dijual kembali.


Sampai saat ini harga jual kerupuk bawang milik Tri belum dinaikkan meskipun kebutuhan bahan pembuatan kerupuk bawang macam minyak goreng, tepung maupun gas elpiji merangkak naik. (ep)