Antisipasi Wabah PMK, Pasar Hewan Glenmore Banyuwangi Disemprot Disinfektan

sapi_disemprot_bwi2025.jpg Petugas Lakukan Penyemprotan Terhadap Ternak Sapi di Pasar Hewan Glenmore dengan Cairan Disinfektan (Foto: Eko/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Petugas gabungan melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan mencegah penularan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Seluruh pasar hewan merata dilakukan penyemprotan supaya wabah PMK itu tak menyebar masif utamanya penularan melalui pasar hewan.


Penyemprotan disinfeksi dipandu Tim dari Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi menyasar salah satu sentra penjualan sapi di Pasar Hewan Glenmore, Jumat (10/01/2025).


"Salah satu media penularan (PMK) adalah pasar yang merupakan lalu lintas atau perputaran ternak karena dikhawatirkan ternak yang terinfeksi saat memasuki kawasan pasar akan menular ke yang lain. Sehingga perlu adanya penyemprotan disinfektan untuk mencegah penularan itu terjadi," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi, drh. Nanang Sugiharto.


Antisipasi lain untuk menghindari PMK, lanjutnya, pihaknya sudah berkoordinasi dengan semua pedagang agar memantau pengiriman ternak dari luar kota. Ini dilakukan agar ternak di Banyuwangi tidak tertular PMK dari luar.


Selain itu pihaknya memberlakukan pengetatan terhadap sapi yang masuk. Jika tak dilengkapi surat keterangan veteriner ataupun surat keterangan sehat hewan maka pedagang diminta untuk putar balik.


"Saat ini dilakukan pengetatan salah satunya penolakan terhadap ternak-ternak yang masuk dari luar tanpa dilengkapi keterangan veteriner ataupun surat keterangan sehat hewan. Jika tak dilengkapi maka pedagang langsung kita minta untuk putar balik," tegasnya.


"Pengetatan ini didukung penuh pedagang yang ada di Pasar Hewan Glenmore. Mereka kompak menjaga lalu lintas hewan yang masuk terlebih terhadap hewan yang berasal dari luar daerah," sambungnya.


Sepanjang proses pengetatan berlangsung sudah tiga kendaraan dari luar daerah dipukul mundur lantaran tak dilengkapi dokumen veteriner. Meski diminta putar balik pada pedagang dari luar daerah menerima dan tak sampai timbul gejolak antar pedagang maupun petugas pasar.


Nanang menambahkan, pihaknya turut melakukan sosialisasi KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) kepada peternak dan pedagang. Dalam edukasi itu peternak dan pedangan di pasar hewan untuk mengisolasi sapi yang diduga terpapar virus PMK.


"Pencegahan dan penanggulangan PMK diperketat dengan biosecurity yang ada di kandang-kandang. Artinya apabila ditemukan  ternak yang terjangkit maka tidak diharuskan ternak tersebut keluar dan kandang dipastikan tidak dimasuki ternak maupun orang luar," jelasnya.


Sejauh ini sudah ada 22 ekor sapi dilaporkan terjangkit wabah PMK dari bulan Desember 2024 hingga awal Januari 2025. 17 kasus yang dilaporkan pada bulan Desember 2024 dan 5 kasus di awal Januari.


Seluruh kasus yang ditemukan sudah tertangani dengan baik dan tak sampai timbul kematian hewan ternak yang terpapar PMK.


"Ada tim surveilans yang bertugas di lapangan menangani penyakit ini. Mereka berkerja sesuai SOP penanganan khusus PMK. Sejauh ini sudah tertangani dengan baik dan tidak sampai terjadi kasus kematian pada ternak yang terjangkit," tutup Nanang. (ep)