
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Berbagai upaya untuk menangani kasus putus sekolah terus digenjot Dinas Pedidikan Kabupaten Banyuwangi. Hal ini berkaca dari data keseluruhan 4.834 siswa putus sekolah pada tahun lalu yang tercatat DPRD Banyuwangi.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Suratno mengatakan telah menjawab pernyataan dewan dalam rapat khusus yang dilakukan beberapa waktu lalu. Hasilnya, data itu relatif sama. "Hasilnya sama," kata Suratno, Jumat (7/4/2023).
Permasalahan ini menjadi tugas yang harus dituntaskan. Oleh sebab itu tahun ini Pemkab Banyuwangi menambahkan kucuran dana hibah pendidikan Rp13 miliar untuk mengoptimalkan beberapa program.
Anggaran itu akan dikelola dengan berbagai program. Rinciannya antara lain, untuk beasiswa insidental sebesar Rp 972 juta, beasiswa bidik misi Rp 4,43 miliar. Selanjutnya Garda Ampuh Rp 2,34 miliar, Biaya Hidup Rp 2,016 miliar, uang saku Rp 2,38 miliar, serta uang transport Rp 771 juta.
"Termasuk juga untuk memperbaiki fasilitas pendidikan," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa (4/4/2023).
Di antaranya program Siswa Asuh Sebaya (SAS) yang dikembangkan menjadi 5 turunan program. Kemudian Garda Ampuh (Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah). Kemudian ada program Aksara, (Akselerasi Sekolah Masyarakat), pun juga ada Pelatihan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Lalu ada pula bantuan uang saku yang diberikan setiap hari. Untuk nilainya disesuaikan jenjang sekolah. Pelajar SD mendapatkan Rp 10 ribu per hari, SMP Rp 15 ribu per hari, dan SMA Rp 20 ribu per hari.
Juga ada bantuan uang transportasi, para pelajar SD mendapatkan Rp 10 ribu per hari, SMP Rp 15 ribu per hari, dan SMA Rp 20 ribu per hari. Dengan berbagai upaya tersebut, Pemkab berharap kasus putus sekolah dapat ditekan dan dientaskan.
Lebih lanjut, Suratno mengharapkan tidak ada lagi untuk siswa putus sekolah di Kabupaten Banyuwangi. "Kita sih pinginnya zero." pungkasnya. (*)