Cincin Tak Bisa Dilepas Bikin Jari Bengkak, Bocah Kelas 6 SD di Minta Bantuan Damkarmat Banyuwangi

cicnin.jpg Proses Penanganan Cincin Tak Bisa Lepas di Jari oleh Petugas Damkarmat Sektor Genteng, Banyuwangi (Foto: Eko/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Jari Muhammad Arham (12), pelajar kelas 6 sekolah dasar asal Dusun Purwodadi, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, Banyuwangi mendadak bengkak. Pasalnya, cincin melingkar di jari telunjuk tangan kirinya tak bisa lepas, Kamis (17/07/2025).


Cincin itu menurut Peni Nuraini (33), kakak Arham, dikenakan sang adik sejak Rabu (16/07/2025) malam. Karena terasa singset, cincin yang dibeli di pasar itu coba dilepas oleh adiknya namun upaya itu gagal.


"Cincin gak bisa dilepas dan membuat telunjuk tangan kiri adik bengkak. Berbagai upaya dilakukan tetapi tak membuahkan hasil," terang Peni.


Kian lama adiknya mulai merintih kesakitan. Peni pun berupaya mencari bala bantuan untuk melepas cincin yang mengikat jari adiknya.


Sempat terbesit menggunakan mesin gerinda memotong cincin tersebut. Akan tetapi urung dilakukan karena risiko jari terpotong mengintai.


Walhasil, Peni mendapat arahan dari temannya untuk meminta bantuan petugas pemadam. Bergegas kemudian dirinya mendatangi Kantor Damkarmat Sektor Genteng berjarak 2 kilometer dari rumahnya.


"Teman kasih video dari IG (Instagram) yang memperlihatkan petugas pernah melepaskan cincin dari tangan orang. Dari situ kemudian saya mengajak adik naik motor mendatangi kantor pemadam di Kecamatan Genteng," ungkap Peni.


Pukul 08.00 WIB petugas langsung melakukan upaya pemotongan menggunakan mesin khusus. Koordinator Damkarmat Sektor Genteng Sutikno mengatakan usia mendapal laporan pihaknya kemudian mengidentifikasi serta menjelaskan prosedur dan risiko pemotongan kepada pelapor. 


Setelah mendapatkan persetujuan, petugas pun melakukan proses pelepasan cincin. Proses pemotongan dilakukan dengan alat mini grinder milik petugas.


"Butuh waktu sekitar 20 menit hingga cincin berhasil dipotong tanpa menimbulkan luka pada jari pelapor,” ujar Sutikno.


Ia mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan menggunakan perhiasan, apalagi barang temuan yang tidak diketahui materialnya.


“Kami mengingatkan warga agar berhati-hati memakai aksesori, terutama barang temuan yang tidak jelas asal-usulnya. Hal ini bisa berisiko pada keselamatan,” pungkasnya. (ep)