Diduga Belum Ada Kejelasan Relokasi, Pedagang Kuliner di Plengsengan Banyuwangi Terancam Terlantar

20240509_205512.jpg Deretan Warung di Pantai Ancol Plengsengan, Kelurahan Lateng, Banyuwangi

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Mega proyek pembangunan Kampung Nelayan Modern (KALAMO) yang menyedot anggaran negara sekitar Rp 22 miliar sudah mendekati kenyataan.


Terpantau, beberapa kali kunjungan dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI maupun para pejabat kelas elit mulai dari pusat hingga kabupaten. 


Salah satu tokoh masyarakat, Pak Enik yang menggantungkan hidup dari membuka warung di Pantai Ancol Plengsengan mengaku bersyukur dengan adanya proyek tersebut.


Akan tetapi Pak Enik masih resah jika saat proyek berjalan, nasib para pedagang akan direlokasi ke mana. Sedangkan ka menggantungkan hidup hanya dari warung. 


"Yaitu sampai sekarang Pemerintah Kabupaten Banyuwangi belum memberikan solusi relokasi kepada kami jika nanti proyek berjalan, kami akan berjualan di mana?" ungkap Pak Enik, pada Kamis (09/05/2024).


Sama dengan pedagang lainnya, ia berharap adanya solusi relokasi untuk para pedagang di Pantai Ancol Plengsengan saat nanti proyek berjalan


"Sebenarnya kami hanya ingin tetap bisa melanjutkan hidup dengan membuka warung," ujarnya.


Menurut warga setempat, proyek KALAMO harus memiliki faktor pendukung yang terdiri dari Koperasi Nelayan, Kelompok Pengolah Pemasar (Poklahsar), dan Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas).


Lurah Lateng Ahmad Rifai menyampaikan untuk Koperasi Nelayan sudah terbentuk, "Sedangkan Poklahsar sudah ada tiga Poklahsar yang sudah ditandatangani yang nantinya diajukan ke Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi," ujarnya.


Lebih lanjut, diketahui sampai saat ini belum ada kejelasan Surat Keputusan atau SK Poklahsar dari Dinas Perikanan Kabupaten Banyuwangi. (rq)