Keren! Banyuwangi Kembali Raih Penghargaan Kabupaten Terinovatif Se-Indonesia dari Mendagri

Screenshot_139.jpg Menteri Dalam Negeri M. Tito Karnavian (kiri) memberikan penghargaan secara langsung kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani untuk Kabupaten Terinovatif se-Indonesia

BWI24JAM, Banyuwangi - Menteri Dalam Negeri M. Tito Karnavian kembali menetapkan Kabupaten Banyuwangi sebagai Kabupaten terinovatif se-Indonesia.

Penghargaan tersebut secara langsung diberikan oleh Tito Karnavian kepada Bupati Ipuk Fiestiandani, dalam ajang 'Innovative Government Award' yang digelar di Jakarta pada Jumat (23 Desember 2022).

Kabupaten Banyuwangi kembali mempertahankan penghargaan sebagai Kabupaten terinovatif se-Indonesia, secara berturut-turut sejak tahun 2018 silam.

Ipuk Fiestiandani menyampaikan bahwa inovasi harus terus menerus dilahirkan untuk menjawab beragam tantangan yang terjadi saat ini.

“Inovasi memang menjadi kunci di tengah beragam tantangan. Tadi Pak Mendagri menyampaikan, kalau daerah tak berinovasi, hanya business as usual, akan sulit mengakselerasi diri,” kata Ipuk dikutip dari laman banyuwangikab.go.id pada Sabtu (24 Desember 2022)..

Inovasi tersebut terdiri dari inovasi digital dan non digital, mulai dari sektor UMKM, pariwisata, pendidikan, hingga kesehatan.

Penilaian atas penghargaan ini dilakukan oleh tim independen yang terdiri dari Kementerian terkait, akademisi hingga media massa, yang dilakukan secara bertahap, mulai dari paparan hingga peninjauan lapangan.

Ipuk menegaskan akan terus melakukan inovasi yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, terutama pada sektor ekonomi, mengurangi angka kemiskinan dan lainnya.

“Kami di Banyuwangi terus menjaga budaya inovasi. Bukan untuk gaya, tapi kita benar-benar pilih inovasi yang berdampak. Apa dampaknya? Ke indikator-indikator kesejahteraan sosial ekonomi, ada kemiskinan, IPM, dan sebagainya,” tegasnya. 

Terbukti dengan berbagai inovasi yang telah dilahirkan Pemkab Banyuwangi, Ipuk mebeberkan data bahwa terjadi pertumbuhan ekonomi di Banyuwangi yang signifikan.

Sebelumnya, pada tahun 2020, tercatat bahwa pertumbuhan ekonomi Banyuwangi minus 3,58 persen akibat serangan pandemi Covid-19, lalu meningkat di tahun 2021 menjadi 4,08 persen.

Selain itu pendapatan perkapita Banyuwangi di tahun 2020 yang semula berada di angka Rp 47,57 juta, namun di tahun 2021 meningkat menjadi Rp 49,99 juta.

Lebih lanjut, menurut data dari BPS, angka kemiskinan di Banyuwangi juga mengalami penurunan dari 8,07 persen menjadi 7,51 persen di tahun 2022.

Hal tersebut juga diikuti oleh penurunan angka pengangguran terbuka yang hanya tersisa 5,26 persen pada tahun 2022 ini.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyuwangi juga mengalami peningkatan yang signifikan, yang semula pada 2020 berada di nilai 70,62, namun di tahun 2022 meningkat di angka 71,94, dan tercatat sebagai peningkatan tertinggi di wilayah Jawa Timur.

“Tahun 2022, Banyuwangi telah bebas status desa berkembang. Jangankan desa tertinggal, desa berkembang alhamdulillah l sudah tidak ada. Semuanya sudah naik status menjadi desa kategori maju dan mandiri yang ditetapkan oleh Kementerian Desa. Bahkan 2 desa Banyuwangi masuk dalam 10 besar nasional desa terbaik, desa dengan Indeks Desa Membangun (IDM) tertinggi di Indonesia,” jelas Ipuk.

Ipuk juga menyebut bahwa keberhasilan atas berbagai inovasi di Banyuwangi tersebut bisa tercapai, atas kerja keras dan kolaborasi seluruh elemen baik pemerintah, masyarakat maupun stakeholder.

“Beragam inovasi dan keberhasilan ini, berkat kerja keras dan kolaborasi semua pihak. Pemerintah, masyarakat, dan seluruh stakeholder. Dari sinilah, Banyuwangi terus mempertahankan prestasinya,” pungkasnya. (*)