Maraknya Ular Satroni Rumah Warga di Banyuwangi Selatan, Dokter Hewan: Masuk Masa Tetas Telur

20250123_110030.jpg Petugas Damkarmat Sektor Genteng Banyuwangi Menunjukkan Ular Kobra Berukuran Kecil yang Jadi Salah Satu Reptil yang Berhasil Dievakuasi (Foto: Eko/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Beberapa hari terakhir warga Banyuwangi kerap dikagetkan dengan perjumpaan ular yang masuk ke dalam rumah. Fenomena itu ternyata berkaitan dengan masa tetas telur ular yang berlangsung saat musim penghujan.


Puncak masa tetas telur ular berlangsung pada bulan Desember sampai dengan Januari. Baik itu jenis ular berbisa maupun non berbisa. 


"Jadi pada prinsipnya semua ular itu menetas saat musim penghujan yang berlangsung pada bulan Desember sampai dengan Januari. Hampir di semua spesies yang hidup di wilayah tropis," kata Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI ) Jatim IV Banyuwangi drh Risa Isna Fahziar.



Risa menambahkan ketika musim bertelur, ular cenderung mencari tempat yang hangat dan lembab untuk membuat sarang dan menetaskan telurnya. Disamping mencari tempat yang banyak mangsa untuk memberikan asupan makanan pada anak-anaknya.


"Kelembaban dan hangat yang ada di dalam sarang itu adalah momen dimana anak ular menetas," jelasnya, pada Kamis (23/01/2025).


Sebelum proses tetas itu berlangsung, lanjut Risa, terdapat perbedaan karakter pada jenis ular memasuki masa bertelur. Ada spesies ular yang sengaja meninggalkan telur dalam sarangnya ada juga yang meninggalkannya usai bertelur.


"Terdapat juga spesies ular yang mengerami telurnya di dalam sarang. Biasanya ular jenis piton (sanca kembang) yang mengerami telurnya. Sedangkan jenis kobra akan meninggalkan telurnya akan tetapi tidak jauh dari sarangnya itu," imbuhnya.


Menyoal maraknya ular masuk ke perkampungan menurut Risa ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama menyangkut aspek geografis atau letak perumahan yang dekat dengan sungai maupun areal persawahan.


Atau kemungkinan kedua menurutnya dikarenakan ular bermigrasi ke tempat yang lebih hangat.


"Maka dari itu perlu diwaspadai bagi warga apabila bertempat tinggal dekat dengan areal persawahan dan sungai," kata dia.


Koordinator Damkarmat Sektor Genteng, Sutikno menyampaikan sudah ada tiga laporan masuk dalam sepekan terakhir di akhir Januari ini. Menyangkut laporan adanya ular masuk ke perkampungan warga.


Perkampungan itu menurut Sutikno memang dekat dengan lahan persawahan dan semak belukar. Yang merupakan habitat dari ular itu sendiri.


"Dari laporan yang masuk lokasinya berada dekat dengan areal persawahan dan sungai," kata Sutikno.


Untuk mengantisipasi rumah agar tidak menjadi sarang ular, Sutikno meminta warga untuk sering membersihkan lingkungan. 


"Hindari menumpuk barang bekas yang akan menjadi tempat ular bersembunyi, tutup akses (jalan yang dilalui) ular masuk ke rumah," imbaunya. (ep)