PK PMII UNIIB Galang Donasi Kemanusiaan untuk Korban Banjir Aceh-Sumatera (Foto: Nurul Faizah/BWI24Jam)
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Pengurus Komisariat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Universitas Islam Ibrahimy Banyuwangi (PK PMII UNIIB) menggelar aksi penggalangan dana untuk membantu korban bencana di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Aksi solidaritas tersebut dilakukan di Pertigaan Pasar Genteng, Kabupaten Banyuwangi, sebelum dilanjutkan dengan open donasi via transfer, pada Kamis (11/12/2025) kemarin.
Curah hujan berintensitas tinggi yang mengguyur sejumlah wilayah Sumatera selama beberapa hari terakhir memicu banjir bandang, longsor, kerusakan infrastruktur, putusnya akses transportasi, dan memaksa ribuan warga mengungsi.
Situasi darurat ini telah mendorong berbagai lembaga, relawan, dan kelompok masyarakat untuk bergerak cepat menggalang bantuan, termasuk organisasi mahasiswa.
Sebagai bentuk respons terhadap kondisi tersebut, PK PMII UNIIB menginisiasi aksi kemanusiaan bertajuk “Pray For Sumut, Sumbar, dan Aceh”, yang direncanakan berlangsung sejak 10 hingga 13 Desember 2025.
Aksi ini merupakan implementasi nilai kepedulian sosial yang menjadi fondasi gerakan PMII, dengan menekankan pentingnya kehadiran mahasiswa dalam isu-isu kemanusiaan.

Pelaksanaan aksi pada Kamis siang mendapatkan respons positif dari masyarakat. Para kader PK PMII UNIIB terlihat aktif mengarahkan pengendara dan pejalan kaki untuk ikut berdonasi.
Kotak donasi cepat terisi, menunjukkan antusiasme warga Banyuwangi terhadap gerakan solidaritas ini. Selain penggalangan langsung, sistem open donasi via transfer dibuka untuk memperluas jangkauan bantuan, termasuk dari alumni, mahasiswa, dan masyarakat umum yang tidak bisa hadir di lokasi.
Dana yang terkumpul nantinya akan disalurkan melalui Lazsidogiri, lembaga yang selama ini dikenal amanah dan responsif dalam aksi sosial dan penyaluran bantuan bencana. Kerja sama ini dipilih untuk memastikan proses distribusi berjalan transparan, cepat, dan tepat sasaran, terutama pada wilayah-wilayah terdampak yang aksesnya masih sulit.
Ketua Komisariat PMII UNIIB, Hafid Aqil, menjelaskan bahwa aksi ini merupakan hasil kesepakatan internal Pengurus Komisariat, sekaligus menjadi bentuk nyata bahwa mahasiswa tidak sekadar menyuarakan isu kemanusiaan, tetapi hadir dalam tindakan langsung.
“Gerakan ini semoga bukan hanya menjadi ekspresi sahabat-sahabati di PMII UNIIB, tapi juga menjadi kritik atas kelaliman rezim terhadap bencana yang demikian. Bahwa deforestasi bukan bencana alam, melainkan ulah manusia dan kebijaksanaan pemimpin" ujar Aqil.
Ke depan, PK PMII UNIIB berharap aksi ini tidak hanya menjadi bantuan sesaat, tetapi juga mendorong munculnya gerakan solidaritas yang lebih luas di Banyuwangi. Organisasi ini menegaskan komitmennya untuk terus responsif terhadap berbagai musibah yang terjadi di Indonesia, serta membuka ruang kolaborasi dengan lembaga sosial dan komunitas kemanusiaan lain.
"Maka dari itu, open donasi juga diharapkan membawa kesadaran publik bahwa banjir yang terjadi bukan merupakan takdir belaka. Sangat kurang adil jika kita mengatakannya demikian. Tapi kesadaran ekologis serta kebijakan yang ramah lingkungan harus segera ditetapkan" jelasnya.
PK PMII UNIIB berharap bantuan yang terkumpul dapat menjadi dukungan penting bagi warga yang masih berada di pengungsian dan dalam proses pemulihan pascabencana. (*)

