Rakor Kesehatan Banyuwangi 2025 Kuatkan Layanan Menuju Sistem Kesehatan Kolaboratif dan Preventif

rakor_kesehatan_banyuwangi2025_ke11.jpg Pemkab Melalui Dinas Kesehatan Banyuwangi Gelar Rapat Koordinasi Teknis Bidang Kesehatan I Tahun 2025 (Foto: Istimewa/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menegaskan komitmennya dalam memperkuat layanan kesehatan dengan pendekatan preventif dan kolaboratif. Hal ini ditegaskan dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakor Teknis) Bidang Kesehatan I Tahun 2025 yang digelar di eL Hotel Banyuwangi


Rakor ini dihadiri seluruh insan kesehatan di kabupaten banyuwangi yang terdiri dari direktur rumah sakit, kepala Puskesmas se-Banyuwangi, pimpinan lembaga pendidikan kesehatan, organisasi profesi kesehatan, serta jajaran tenaga kesehatan (nakes).


Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, dalam arahannya menekankan pentingnya membangun ekosistem kolaboratif lintas sektor untuk memperkuat budaya hidup sehat di masyarakat.


“Kita tidak boleh abaikan pencegahan, apalagi setiap hari prevalensi penyakit tidak menular terus meningkat. Mari gandeng banyak pihak untuk bersama-sama mempromosikan Gaya Hidup Sehat,” kata Ipuk.


Ipuk menambahkan, pendekatan ini selaras dengan program Mal Orang Sehat yang telah dijalankan Banyuwangi, sebagai bagian dari upaya mengubah paradigma layanan dari "mengobati yang sakit" menjadi "mempromosikan yang sehat".


Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, memaparkan sejumlah program yang telah dilakukan, seperti program Permata Hati (Persalinan Enam Tangan, Aman, Sehat, Terlindungi) sebagai kelanjutan dari Puskesmas Asuhan Spesialistik. Program ini melibatkan dokter spesialis Obgyn (SpOG) dan anak (SpA) untuk mendampingi tenaga medis di puskesmas.


"Karena kita semua adalah satu tim untuk menguatkan derajat kesehatan. Maka integrasi layanan baik di Puskesmas, Klinik, dokter praktek dan seluruh tenaga kesehatan itu harus selalu diutamakan," ujar Amir. 


Puskesmas kini siap 24 jam untuk persalinan dengan enam tangan atau tiga orang di antaranya dokter, bidan, dan perawat. Ini komitmen Dinkes Banyuwangi dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi.


Program ini melibatkan 38 dokter spesialis obgyn dan anak dari seluruh rumah sakit, baik negeri maupun swasta di Banyuwangi. Diharapkan, para spesialis ini jadi pengampu di puskesmas untuk konsultasi maupun penanganan kasus darurat.


Tak hanya itu, Banyuwangi juga tengah melakukan penguatan fasilitas deteksi dini penyakit tidak menular di seluruh puskesmas, seperti alat skrining jantung, kanker payudara, kanker paru, dan alat deteksi dampak merokok.


Amir juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, akan ada layanan jemput bola di daerah pelosok yang menghadirkan dokter spesialis, agar masyarakat di daerah terpencil pun bisa merasakan layanan setara rumah sakit.


"Kepuasan masyarakat adalah tanggung jawab bersama. Dalam waktu dekat akan ada layanan jemput bola di pelosok. Di mana ada layanan dokter spesialis dan menghadirkan layanan yang mungkin hanya ada di rumah sakit bagaimana bisa ada di pelosok juga," tuturnya.


“Kami ingin seluruh tenaga kesehatan menjadi agen ganda: sebagai fasilitator pelayanan medis dan juga sebagai mediator di masyarakat. Bersama, kita bangun Banyuwangi yang lebih sehat,” pungkasnya. 


Selain Bupati, hadir pula Wakil Bupati Banyuwangi Mujiono, Pj Sekda Banyuwangi Guntur Priambodo dan Asisten Pemkab Ustadi juga menyampaikan masukan, "Mari berperilaku ISlS yakni Ibadah, Sabar, Ikhlas, dan Sedekah juga berikan pelayanan sepenuh hati," imbuhnya. (rq)