Ritual Nyekar Kerek Penjualan Bunga Tabur, Pedagang Pasar Genteng Ngaku Untung Berlipat-lipat

penjual_bunga_nyekar_ziarah_kubur_2025.jpg Suasana Penjualan Bunga Tabur di Pinggir Jalan Pasar Genteng 2, Desa Genteng Kulon, Kec. Genteng, Banyuwangi (Foto: Eko/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Tradisi nyekar jelang bulan suci Ramadan membawa berkas bagi pedagang bunga tabur di Pasar Genteng, Banyuwangi. Mereka mengaku untung berlipat-lipat sampai jutaan rupiah dalam sehari.


Sumini salah satunya. Pedagang bunga tabur yang mangkal di pinggir jalan menuju pasar Genteng 2 mengaku meraup omzet hingga Rp1 juta dalam sehari. Omzetnya terkerek 10 kali lipat dibandingkan hari biasa.


Naiknya omzet kata dia dipengaruhi momentum ziarah makam atau nyekar yang dilakukan warga. Tradisi itu yang membutuhkan kembang tujuh rupa yang sering digunakan untuk ritual nyekar.


"Setiap mau Ramadan pastinya banyak warga berbondong-bondong ziarah ke makam. Saat ke makam itu pastinya membeli bunga," ucap pedagang asal Sumbergroto, Desa Rejoagung, Kecamatan Srono itu, Kamis (27/02/2025).


Jika hari bisa, lanjut dia, omzet yang diperoleh di kisaran Rp100 ribu. Itupun jika masuk pada hari Kamis manis atau legi pada penanggalan Jawa. 


"Kalau hari biasa paling mentok di kisaran Rp100.000 sampai Rp150.000. Beda halnya jelang Ramadan yang bisa naik sampai 10 kali lipat," jelasnya.


Adapun bunga yang dipampang lebih bervariatif dari hari biasa. Karena, menurut Sumini, banyak warga memilih bunga dengan tampilan menarik dan warnanya cerah.


Satu kresek berisikan bunga tabur, dibanderol Sumini dengan harga Rp10 ribu. Untuk komposisi komplit, dibanderol Rp20.000.


"Tergantung permintaan pembelinya maunya bunga yang mana. Bervariatif menyesuaikan pemilihan bunga. Kalau disini yang paling laris bunga mawar, bunga kertas, sampai sedap malam," tuturnya.


Senada, Ismiati, pedagang lainnya mengaku omzet penjualannya terkerek jelang Ramadan. Tradisi nyekar menurutnya meningkatkan omzet penjualan lebih dari 10 kali lipat.


"Sehari bisa meraup omzet hingga Rp1,5 juta. Tradisi ziarah makam berpengaruh besar di tiap tahunnya," kata Ismiati.


Harga yang dipatok pun bervariatif. Dari yang paling murah Rp3000 sampai Rp10.000 untuk satu bungkus.


Sebungkus bunga tabur berisikan kembang mawar, kertas, dan turi. Jika membeli sedap malam dipatok dengan harga Rp10.000.


"Untuk bunga sedap malam harganya Rp10 ribu untuk tiga tangkai. Tergantung permintaan konsumen bisa memilih jenis bunga yang disukai. Tentunya beda harganya," ungkapnya.


Selain bunga mawar dengan berbagai warna yang paling digandrungi peziarah, masih kata dia, bunga sedap malam juga menjadi primadona para pembeli, terbukti stoknya sering habis.


“Kalau hari biasa saya sediakan 150 tangkai, jelang ramadan ini bisa habis 1.200 tangkai,” katanya.


Tingginya permintaan turut diimbangi penambahan stok bunga tabur. Penambahan bisa 10 kali lipat dari biasanya. Bunga-bunga itu berasal dari Malang dan wilayah sekitar yang sudah menjadi langganan.


"Nyetok bunga sampai 100 bungkus besar berisikan ragam bunga tabur," tegasnya.


Fenomena peningkatan penjualan bunga tabur ini bukan hal baru bagi para pedagang di Pasar Genteng 2. Setiap tahunnya, menjelang Ramadan dan Idulfitri, masyarakat berbondong-bondong membeli bunga tabur untuk berziarah ke makam keluarga mereka.


Lonjakan penjualan ini juga menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang bunga tabur di Pasar Genteng 2 yang setiap tahunnya selalu merasakan dampak positif dari tradisi nyekar masyarakat menjelang bulan suci Ramadan. (ep)