
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Desa Wisata Osing Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, kembali menorehkan prestasi dunia. Kali ini, masuk dalam daftar 72 Desa Wisata Terbaik di Dunia oleh organisasi pariwisata Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) United Nations (UN) Tourism 2025. Desa adat suku Osing ini menjadi salah satu dari dua desa yang mewakili Indonesia, bersama Desa Pemuteran di Bali, di ajang pariwisata pedesaan tingkat dunia tersebut.
Dua desa tersebut berhasil menembus seleksi ketat dari 270 kandidat desa wisata yang berasal dari 65 negara di berbagai benua.
Daftar tersebut diumumkan secara resmi melalui situs UN Tourism (United Nations World Tourism Organization) pada edisi terbaru program Best Tourism Villages (BTV) 2025 tertanggal 17 Oktober 2025. Tahun ini, UN Tourism menetapkan 52 desa utama dan 20 desa tambahan yang bergabung dalam Upgrade Programme, sehingga total terdapat 72 desa yang masuk dalam daftar jaringan destinasi pedesaan terbaik dunia.
Secara keseluruhan, program ini menyeleksi lebih dari 270 desa dari 65 negara anggota UN Tourism. Melalui inisiatif tersebut, UN Tourism menilai desa-desa di seluruh dunia berdasarkan berbagai aspek, termasuk keberlanjutan lingkungan, pelestarian budaya, kesejahteraan masyarakat lokal, serta pengelolaan pariwisata berbasis komunitas.
Dalam daftar Upgrade Programme tahun 2025, Desa Kemiren (Indonesia) tercantum bersama sejumlah desa lain dari berbagai negara, di antaranya Al-Bashandi (Mesir), Evolène (Swiss), Nari (Korea Selatan), Montagnana (Italia), dan Oosterend (Belanda).
Desa Kemiren dikenal sebagai desa adat Osing yang menjadi pusat pelestarian budaya asli Banyuwangi. Masyarakatnya masih mempertahankan tradisi dan nilai-nilai kehidupan khas Osing secara turun-temurun, mulai dari bahasa, arsitektur rumah, ritual adat, kesenian, hingga kuliner lokal seperti pecel pitik. Desa ini juga menjadi ikon wisata budaya Banyuwangi dengan berbagai agenda tahunan seperti Barong Ider Bumi hingga Festival Ngopi Sepuluh Ewu.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh delegasi Indonesia, diwakili oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Infrastruktur Kementerian Pariwisata, Hariyanto. Beliau didampingi oleh perwakilan Desa Wisata Osing Kemiren, Muhamad Nanda Al Hakim Akbar pada Jumat (17/10/2025) selumbari di Tiongkok.
"Kami sampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang terus mendukung dalam pengembangan desa Kemiren. Kami berharap, desa-desa lain di Banyuwangi juga dapat menunjukkan potensinya dan bisa meraih penghargaan bergengsi juga," ujar Nanda usai menerima penghargaan di Tiongkok.
Nanda menegaskan bahwa penghargaan ini adalah buah dari gotong royong dan kolaborasi antar sector (hexahelic) mulai dari masyarakat, Pemerintah Desa, dan juga Pemerintah Kabupaten yang terus mendukung Desa Kemiren untuk berkembang
"Penghargaan ini kami terima salah satunya upaya dari masyarakat yang ingin membangun desanya," tegas Nanda, menekankan pentingnya peran aktif warga desa Osing.
Desa Kemiren memiliki agenda rutin tiap tahun mulai dari Festival Ider Bumi yang dilaksanakan pada bulan Syawal, Festival Mepe kasur dan Tumpeng Sewu yang dilaksanakan setiap memasuki awal bulan Dzulhijjah, dan Festival Ngopi Sepuluh Ewu bagi penikmat kopi dengan sensasi ngopi bersama ribuan orang.
Pencapaian Desa Kemiren ini sangat selaras dengan Program Best Tourism Villages (BTV) yang diinisiasi UN Tourism, yang bertujuan menjadikan pariwisata sebagai motor utama pembangunan ekonomi, sekaligus pendorong keberlanjutan lingkungan di kawasan pedesaan.
Tujuan utama pengembangan desa wisata ini adalah melestarikan alam, budaya, serta kearifan lokal. Di samping itu, program ini berupaya menciptakan kesejahteraan (wellbeing) bagi masyarakat setempat dan juga para wisatawan yang berkunjung.
Komitmen Desa Kemiren dalam menjaga tradisi juga dibuktikan dengan capaian lain. Sebagai desa binaan PT Astra International Tbk, Kemiren pernah menyabet ASEAN Homestay Standard Award 2025–2027 berkat keberhasilannya mengintegrasikan budaya Suku Osing ke dalam industri pariwisata.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan kebanggaannya atas prestasi internasional yang diraih Desa Kemiren.
"Prestasi ini adalah buah dari semangat gotong royong, dan komitmen kuat masyarakat Banyuwangi, khususnya warga Kemiren dalam melestarikan budaya serta mengembangkan pariwisata berkelanjutan. Desa Wisata Osing Kemiren telah mengharumkan nama Banyuwangi dan Indonesia di panggung dunia melalui penghargaan dari UN Tourism," kata Ipuk.
Menurut Ipuk, capaian ini bukan sekadar penghargaan, tapi pengakuan dunia atas kekuatan budaya lokal dan pembangunan pariwisata yang berpihak pada lingkungan dan kearifan lokal.
"Kemiren telah menunjukkan bahwa desa dengan akar budaya yang kuat bisa maju dan mendunia tanpa kehilangan jati dirinya," kata Ipuk.
"Penghargaan ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus memperkuat ekosistem pariwisata yang inklusif, berkelanjutan, dan berbasis budaya," imbuhnya.
Prestasi ini juga mengulang sukses Banyuwangi di kancah PBB. Sebelumnya, pada tahun 2016, Banyuwangi pernah meraih UNWTO Awards for Excellence and Innovation in Tourism (kini UN Tourism) untuk kategori "Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola", mengalahkan nominator dari Kolombia, Kenya, dan Puerto Rico. Kini, Kemiren siap melangkah lebih jauh di kancah pariwisata global. (*)