
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan bersama dengan banyak pihak tak henti-hentinya menangani sampah khususnya di daerah aliran sungai.
Terbaru, Dinas PU Pengairan kolaborasi bersama Sungai Watch serta tak terkecuali Dinas Lingkungan Hidup Banyuwangi dalam penanganan sampah di Sungai Sraten, Cluring dan Srono, Minggu (28/5/2023).
"Disini saya melihat tumpukan sampah banyak banget. Karena ini untuk mengairi sawah petani juga kadang resapan masuk ke sumur. Kalau airnya kotor, airnya juga gak sehat," kata Harry selaku Project Manager Sungai Watch.
Kolaborasi dengan Sungai Watch telah dilakukan sejak 2022 lalu. Sungai watch memulainya dengan membersihkan sampah di sekitar Alas Purwo lalu kawasan hilir di muara Kali Lo, aliran sungai di wilayah perkotaan.
Tahun ini, berlanjut pembersihan di kawasan sungai di Gambiran, Cluring, Srono, Muncar, Genteng, dan Bangorejo.
"Namun terlepas dari itu semua, upaya yg paling penting adalah bagaimana kita semua berusaha mengurangi produksi sampah harian kita," ujar Dinas PU Pengairan Banyuwangi melalui Instagram resminya.
Data dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi, setiap harinya ada 652 ton sampah yang dihasilkan warga Banyuwangi.
Penanganan sampah terus dilakukan. Dari hulu, kebijakan mengurangi sampah plastik sekali pakai digalakkan.
Toko-toko ritel terus menkampanyekan membawa tas belanja dari rumah, sosialisasi pemanfaatan daur ualng sampah.
Di hilir, pengelolaan TPA. Juga ada project STOP (Stop Ocean Plastics) yang membantu pengelolaan sampah laut di perairan muncar didukung PT Systemiq Lestari Indonesia yang kini diperluas dengan mendirikan pusat daur ulang sampah di Songgon.
Kemudian baru-baru ini, telah diluncurkan pusat pencegahan polusi plastik (Living Lab) yang pertama di Indonesia di Banyuwangi oleh Kemenko Marves berkolaborasi dengan the Partnership for Plastics in Indonesian Society (PISCES). (*)