BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Banyuwangi mengungkapkan fenomena cuaca yang mengejutkan di wilayah ujung timur Pulau Jawa ini.
Saat musim kemarau mencapai puncaknya, hujan seharian selama dua hari (1-2 Juli 2023) kemarin, melanda Banyuwangi. Menggoyahkan prediksi cuaca yang biasanya kering dan panas.
Menurut Prakirawan BMKG Banyuwangi, Ganis Dyah, cuaca yang bisa dikatakan labil ini disebabkan oleh keberadaan gelombang kelvin yang mendekat ke wilayah Jawa Timur.
"Untuk Jawa Timur, karena adanya gelombang kelvin yang mendekat, jadinya terjadi hujan," ungkap Ganis kepada BWI24Jam, pada Senin (3/6/2023).
Padahal secara umum, puncak musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksikan terjadi pada periode Juli - Agustus.
BMKG juga mengingatkan bahwa wilayah-wilayah di Kabupaten Banyuwangi dan sekitarnya berpotensi mengalami cuaca ekstrem periode tanggal 1 - 5 Juli 2023.
"Wilayah yang berpotensi cuaca ekstrem yakni hujan lebat yang berpotensi adanya dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, hujan es dan lain sebagainya," urainya.
BMKG menyebut, Kabupaten Banyuwangi sudah memasuki musim kemarau. Namun hujan dengan durasi lama ini dirasakan merata hampir seluruh kecamatan di Banyuwangi selama dua hari kemarin.
Meskipun cuaca ini menjadi perhatian, BMKG tetap memantau dan memberikan informasi cuaca terkini kepada masyarakat. Hal ini dilakukan untuk memastikan keselamatan dan kesiapan menghadapi perubahan cuaca yang tak terduga.
"Himbauan kami karena cuaca akhir-akhir ini cenderung dikatakan labil, misalnya hari ini cerah, kemudian kemarin hujan seharian, maka untuk masyarakat agar tetap jaga kondisi badan dan pantau informasi cuaca dari BMKG," pungkasnya. (rq)