
BWI24JAM.CO.ID, Jakarta - Di tengah gempuran informasi digital dan maraknya konten palsu hasil rekayasa kecerdasan buatan (AI), publik dituntut semakin cermat dan kritis dalam menyaring informasi sebelum membagikannya.
Menjawab tantangan ini, Tempo Institute menggelar pelatihan Training of Trainer (ToT) bertema “Mengungkap Fakta Dibalik Deepfake” dan memilih lima homeless media dari seluruh Indonesia untuk mengikuti pelatihan eksklusif di Jakarta.
Salah satunya Banyuwangi24Jam (BWI24Jam). Dari sejumlah media yang mendaftar dari berbagai provinsi seperti Jawa Barat, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Pulau Sumatera, dan Jawa Timur, hanya lima yang terpilih dan Banyuwangi24Jam menjadi satu-satunya perwakilan dari Jatim untuk ikuti ToT di Gedung Tempo, Jakarta, Sabtu-Minggu (10–11 Mei 2025).
CEO Banyuwangi24Jam, M. Ilham Ridlo atau akrab disapa Samer, menyebut keikutsertaan ini sebagai momentum langka dan berharga.
“Alhamdulillah kami telah menyelesaikan pelatihan ini. Semoga ilmunya bisa kami bagikan dan bermanfaat bagi teman-teman di Banyuwangi,” ujar Samer, Senin (12/05/2025).
Dalam pelatihan intensif ini, peserta dibekali berbagai materi penting membongkar deepfake. Para pemateri berasal dari kalangan profesional dan jurnalis senior Tempo, seperti Ika Ningtyas (Koordinator Cek Fakta Tempo), Raymundus Rikang (Redaktur Pelaksana Desk Wawancara dan Investigasi & Host Bocor Alus Politik), Yovantra Arief (Periset Homeless Media – Remotivi), Rachma Tri Widuri (Politeknik Tempo), serta jurnalis Cek Fakta Tempo Artika Rachmi Farmita dan Ahmad Suudi. Acara dipandu oleh moderator Jefry Adhipradana.
“Kami tidak hanya diajari bagaimana mengelola media di era kecerdasan buatan, tapi juga dilatih praktik mengecek info palsu berbasis AI serta penggunaan berbagai tools pendukung,” jelas Samer.
Samer tak sendiri. Ia didampingi oleh Miftahur Rizqi (Riqi), Koordinator Tim Produksi Banyuwangi24Jam. Menurut Riqi, pelatihan ini sangat relevan dengan kondisi media sosial saat ini yang sarat dengan disinformasi.
“Materi ini penting banget dan pembelajarannya sangat menyenangkan. Kita sebagai pengguna medsos harus makin bijak. Saring dulu sebelum sharing, jangan mudah percaya info visual yang bisa saja palsu karena deepfake,” ujar Riqi.
Para peserta juga menerima materi seputar lanskap informasi di era digital, dasar-dasar pemeriksaan fakta, hingga teknik membongkar deepfake. Tak hanya teori, pelatihan ini juga diselingi games dan ice breaking yang membuat suasana belajar lebih hidup.
Sebagai tindak lanjut, Tempo Institute bersama lima media terpilih termasuk Banyuwangi24Jam akan menggelar workshop lanjutan di daerah masing-masing, guna menyebarkan pemahaman tentang bahaya deepfake dan pentingnya literasi digital di tengah maraknya teknologi kecerdasan buatan. (rq)