
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Ada yang menarik dalam gelaran Budaya Keris 2025 di halaman Pelinggihan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi. Pusaka yang sempat menaklukkan cuaca ekstrem di Ibu Kota Nusantara (IKN) dipamerkan pada gelaran yang berlangsung dari 1 hingga 5 Juli 2025.
Ada empat keris yang pernah merasakan hawa IKN dipamerkan. Dimana empat keris tersebut sempat didapuk menjadi pawang hujan saat proyek mercusuar itu dilanda cuaca ekstrem.
“Empat dari lima keris itu digunakan selama proses pembangunan IKN antara Juli–Agustus 2024. Perannya dalam pengendalian cuaca bukan sekadar mitos. Ini adalah bagian dari kearifan lokal yang masih hidup,” ungkap KRT Ilham Triadi Nagoro, tokoh perkerisan asal Banyuwangi, Rabu (02/07/2025).
Ilham membeberkan empat keris yang dipercaya memikiki daya magis itu. Diantaranya, Keris Luk 9 Dhapur Sempono pamor pedharingan kebak (Tangguh Kahuripan), Keris Bethok pamor pedharingan kebak (Tangguh Singhasari), Keris Lurus Pamor Janur Sinebet Wengkon (Tangguh Blambangan) dan Keris Carubuk Pamor Singkir (Era Madiun).
Ia menegaskan bahwa keris bukan hanya benda pusaka, tetapi juga alat spiritual untuk mengubah energi negatif menjadi positif.
“Di masa modern ini, banyak yang lupa bahwa keris bukan sekedar hiasan atau koleksi. Ia adalah perpanjangan tangan dari niat dan doa leluhur. Maka, penting bagi generasi muda untuk memahami nilai budaya ini secara menyeluruh,” ujarnya.
Selain pameran keris, kegiatan ini juga menghadirkan ritual jamasan pusaka, layanan konsultasi keris, dan edukasi makna filosofi tosan aji bagi masyarakat luas. Pameran ini dibuka setiap hari pukul 09.30 hingga 17.00 WIB di Kantor Disbudpar Banyuwangi.
Acara yang berlangsung sejak 1 hingga 5 Juli ini turut menampilkan ratusan tosan aji dari berbagai masa, mulai era Kediri, Majapahit, hingga Blambangan.
Guna mensukseskan acara ini pihak penyelenggara bekerja sama dengan Paguyuban Pelestari Tosan Aji Blambangan Panji Blambangan, Disbudpar Banyuwangi. Gelaran ini bertepatan dengan bulan Suro, momen sakral dalam kalender Jawa yang erat dengan ritual penyucian dan kontemplasi diri.
"Kehadiran keris-keris "penakluk cuaca" di Banyuwangi seakan menjadi pengingat bahwa warisan budaya Nusantara tak pernah kehilangan daya, bahkan di tengah arus modernisasi dan pembangunan ibu kota baru," tambah Ilham. (ep)