Diterjang Banjir Muncar Banyuwangi, Dua Penghalang Sampah Sungai Watch Rusak

20251218_151459.jpg Petugas Sungai Watch Memperbaiki Trash Barrier di Wilayah Muncar, Banyuwangi (Foto: Eko/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi – Banjir yang melanda wilayah Kecamatan Muncar, Banyuwangi, turut merusak barrier sungai (trash barrier) milik Sungai Watch yang berfungsi menahan sampah agar tidak mengalir ke laut. Dari total enam trash barrier (penghalang sampah) yang terpasang di kawasan Muncar, dua unit dilaporkan mengalami kerusakan, tepatnya di Desa Kedungringin.


Kerusakan terjadi akibat derasnya arus banjir yang membawa material berat berupa kayu, lumpur, hingga bangkai pohon pisang. Material tersebut menghantam penghalang sampah hingga melebihi daya tampung barrier.


Kapten Patrol Sungai Watch Banyuwangi, Hengki Andika Candra, mengatakan trash barrier tersebut memang dirancang untuk menangkap sampah plastik dan sampah terapung lainnya, namun tidak untuk menahan beban material besar saat banjir ekstrem.


“Trash barrier ini berfungsi sebagai penangkap sampah plastik agar tidak sampai ke laut. Tapi saat banjir, material yang terbawa bukan hanya sampah, melainkan kayu besar dan batang pohon pisang, sehingga dua barrier di Kedungringin tidak kuat menahan,” ujar Hengki.


Meski demikian, Hengki menegaskan peran trash barrier di wilayah Muncar sangat vital. Dari enam unit yang terpasang, setidaknya dua trash barrier mampu menangkap hingga 400 kilogram sampah per hari, terutama sampah plastik rumah tangga dan limbah terapung dari hulu sungai.


“Dalam kondisi normal, dua barrier ini sangat efektif. Setiap hari bisa menjaring sekitar 400 kilogram sampah, sehingga sangat membantu mencegah pencemaran laut di wilayah Muncar,” jelasnya.


Hengki menambahkan, trash barrier Sungai Watch terbuat dari rangka besi dengan paralon sebagai pelampung, dipasang melintang di aliran sungai. Akibat tekanan arus banjir, kerusakan terjadi pada bagian tali atau seling pengikat, serta as besi yang patah.


“Kerusakannya ada pada seling dan as besi. Untuk penggantian sebenarnya cukup cepat, sekitar 10 sampai 30 menit per unit, tergantung kondisi di lapangan,” imbuhnya.


Pihak Sungai Watch memastikan perbaikan akan segera dilakukan agar fungsi penangkapan sampah kembali optimal, terlebih potensi hujan dan limpasan air sungai masih mungkin terjadi.


Sungai Watch sendiri merupakan organisasi non-pemerintah (NGO) yang bergerak di bidang lingkungan. Gerakan ini didirikan oleh Sam, Kelly, dan Gary Bencheghib, dengan fokus membersihkan dan melindungi sungai dari sampah plastik di Bali dan Jawa Timur.


Melalui pemasangan trash barrier, Sungai Watch berupaya mencegah sampah plastik mengalir ke laut, sekaligus mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan sungai sebagai bagian dari ekosistem lingkungan. (ep)