Doa Lintas Agama Digelar Masyarakat Siliragung Banyuwangi Doakan Keselamatan Korban KMP Tunu Pratama

doa2025.jpg Masyarakat Siliragung Banyuwangi Lakukan Doa Lintas Agama di Lokasi Ibadah Masing-masing (Foto: Istimewa/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Doa bersama digelar masyarakat lintas agama Dusun Krajan, Desa/Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, Senin (07/07/2025) malam. Mereka memohon keselamatan untuk Gumelar Tidar Tanaka (26), salah satu kru KMP Tunu Pratama Jaya yang hingga kini masih belum diketemukan.


Masyarakat dari agama Islam, Hindu dan Kristen itu menggelar doa bersama berharap pemuda asal Desa setempat itu segera ditemukan. Lebih-lebih dalam kondisi selamat.


"Masyarakat mendoakan agar Gumelar Tidar dan para korban KMP Tunu Pratama Jaya lainnya segera bisa ditemukan," ujar Danramil Siliragung Peltu Hariyanto, Selasa (08/07/2025).


Selain doa, masih kata dia, acara itu juga bentu dukungan moril bagi keluarga Gumelar Tidar. Ia menyebut doa digelar secara terpisah, umat hindu di gelar di pura, umat kristen dilakukan di gereja. 


Sementara itu umat muslim digelar di perempatan desa. Meski demikian hal tersebut tidak mengurangi niat dan esensi dari kegiatan tersebut. 


"Meski di tempat berbeda tujuannya tetap sama mendoakan agar Gumelar Tidar segera bisa ditemukan," jelasnya. 


Selain doa bersama, Hariyanto menyebut warga juga mengumpulkan donasi. Uang tersebut nantinya bakal diserahkan ke pihak keluarga Gumelar Tanaka.


Gumelar Tidar Tanaka merupakan anak sulung dari Kokok Handoko Wisnu Wardono dan Har warga Desa/Kecamatan Siliragung, Banyuwangi. 


Bude korban, Tanti mengatakan, keponakannya baru 6 bulan bekerja di kapal tersebut. Kontrak kerjanya masih tersisa enam bulan lagi. 


Tidar berencana kembali ke kapal yang lebih besar setelah masa kontraknya habis. "Tidar terakhir ke rumah cuma ambil paspor. Nggak nginep, langsung balik ke Ketapang," kata warga Dusun Krajan, Desa Siliragung ini.


Menurutnya, saat kejadian, Tidar sebenarnya sedang tidak dalam jadwal piket. Namun kabarnya, semua kru tetap diperintahkan ikut berlayar malam itu. 


Pada saat itu sebenarnya kondisi Tidar kurang sehat, namun harus tetap berangkat karena alasan tuntutan pekerjaan. 


Keluarga sempat menggelar upacara pengulapan atau lebih dikenal dengan Ngulapin, Sabtu (05/07/2025) malam di pinggiran Selat Bali tempat lokasi tenggelamnya kapal. Upacara ini merupakan tradisi umat Hindu untuk pembersihan dan pemulihan diri setelah mengalami kejadian yang mengejutkan atau musibah.


"Selaku keluarga, kami berharap Tidar bisa segera ditemukan dan dalam keadaan selamat," kata Tanti. (ep)