
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - RAK (14) dan AK (14), siswa kelas VIII SMP 17 Agustus, Desa Blambangan, Kecamatan Muncar, mengungkapkan bahwa mereka menjadi korban bullying atau perundungan oleh sekelompok seniornya selama jam istirahat sekolah.
Kejadian tersebut terjadi sekitar sepekan lalu atau pada hari Rabu tanggal 21 Februari 2024, di mana RAK mengalami pengeroyokan oleh sekitar 10 seniornya.
Sahnan (48), ayah RAK, mengungkapkan bahwa putranya awalnya bersembunyi, tentang kejadian tersebut karena takut. RAK bahkan berpura-pura sakit perut untuk tidak masuk sekolah.
"Sudah hampir lima hari gak masuk sekolah. Ngakunya sakit perut setelah saya desak masuk (sekolah) karena sudah sembuh barulah ia mengaku. Ngaku kalau habis dikeroyok sama kakak kelasnya," ungkap Sahnan.
AK, yang merupakan teman RAK, juga mengalami nasib serupa setelah satu hari dari insiden pengeroyokan RAK. Ia dikeroyok oleh lima orang seniornya dengan alasan sepele setelah hanya melirik salah satu dari mereka.
Sahnan bersama istrinya mengadu ke sekolah, namun keluhannya dianggap sepele. Bahkan, setelah mengadu dua kali, mereka memutuskan untuk mencari bantuan melalui media, mengadukan peristiwa ini ke radio swasta.
Meskipun pihak sekolah membantah adanya pengeroyokan, Kepala Sekolah SMP 17 Agustus, Yulianti, menyebut bahwa informasi yang beredar tidak seluruhnya benar dan disebutkan bahwa kejadian ini sengaja ditunggangi oleh pihak ketiga.
"Tidak ada kasus perundungan di sekolah kami, Pak. Itu hanya ulah LSM saja," kata Yulianti.
Pihak sekolah juga menyampaikan telah menyusun laporan tertulis dan akan mengirimkannya kepada Dinas Pendidikan. Mereka akan memberikan informasi lebih lanjut setelah hasil koordinasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi. (*)