Dokter Hewan di Banyuwangi, drh. Risa Isna Fahziar Beberkan Penyebab Kambing Lahir Bermata Satu (Foto: Eko/BWI24Jam)
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Kelahiran kambing bermata satu milik Suhailik, warga Dusun Tojo Kidul, Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu, Banyuwangi bukan hanya menghebohkan warga pada Kamis (27/11/2025) Temuan itu juga menarik perhatian kalangan medis.
Dokter hewan, drh. Risa Isna Fahziar memastikan bahwa kondisi yang dialami anak kambing tersebut merupakan cyclopia, kelainan bawaan yang sangat langka.
Cyclopia adalah kondisi ketika mata tidak berkembang secara normal dan menyatu di satu rongga karena struktur tengkorak gagal terbentuk sempurna. Kondisi ini umumnya tidak kompatibel dengan kehidupan.
“Saat lahir terlihat matanya hanya satu di bagian tengah. Itu terjadi karena cavum orbita mengalami fusi atau menyatu, sehingga organ mata yang tumbuh hanya satu. Kelainan ini juga disertai tidak berkembangnya jaringan otak,” jelas drh. Risa saat dikonfirmasi, Kamis (27/11/2025).
Selain mata, kelainan juga tampak pada bagian wajah lain. Cyclopia membuat struktur tengkorak menyempit dan tidak normal, sehingga beberapa organ wajah tidak terbentuk sempurna.
“Karena volume tengkoraknya sangat kecil, hidungnya bisa tidak tumbuh atau hanya setengah. Mulut juga bisa terlihat menjadi satu bagian karena ada kelainan pada pembentukan tulang wajah,” tambah pria yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jatim IV itu.
Menurut drh. Risa, ada dua faktor utama yang menyebabkan cyclopia:
1. Faktor genetik – kelainan bawaan yang terjadi sejak fase awal perkembangan embrio.
2. Paparan zat teratogenik selama induk bunting – yaitu zat atau kandungan tertentu dalam makanan yang dapat menyebabkan cacat bawaan pada janin.
“Ini multifaktor. Bisa karena faktor genetik, dan bisa juga karena induknya tanpa disadari mengonsumsi makanan yang mengandung zat teratogenik selama kebuntingan. Kondisi ini tidak bisa diperkirakan sebelumnya,” tegasnya.
Dalam 18 tahun pengalamannya sebagai dokter hewan, drh. Risa mengaku hanya menemui tiga kasus cyclopia.“Dua kasus pada kucing, dan satu pada kambing—yang terbaru ini. Itu pun sangat jarang sekali. Peluang hidup hewan dengan cyclopia juga sangat kecil,” ujarnya.
Meski begitu, Suhailik tetap berusaha merawat anak kambing tersebut sejak lahir. Sementara masyarakat setempat masih berdatangan untuk melihat langsung fenomena yang dianggap tak biasa ini. (ep)

