Gelombang Protes Tolak KH Imaduddin di Genteng Banyuwangi, Panitia: Itu Hanya Segelintir Orang

tolak_imaduddin_bwi2024.jpg Banner Penolakan KH Imaduddin untuk Mengisi Acara Hari Santri 2024 di Kecamatan Genteng, Banyuwangi (Foto: Wanto/BWI24Jam)

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Gelombang protes penolakan KH Imaduddin mengisi acara Hari Santri 2024 di RTH Maron, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, pada Selasa (22/10/2024) ditanggapi santai pihak penyelenggara. Disebutkan bahwa gelombang protes itu hanya dilakukan segelintir orang bukan kalangan ormas atau pemuda seperti yang digaungkan.


Mahfud Samsul Hadi, Ketua Panitia Pengarah (SC) Hari Santri 2024 RTH Maron, Kecamatan Genteng, menyatakan pihaknya tak perlu menanggapi protes yang dilakukan segelintir orang menyangkut ihwal menghadirkan KH Imaduddin sebagai salah satu penceramah. Justru penolakan itu berbanding terbalik dengan jumlah yang mendukung.


"Aksi protes itu hanya segelintir orang yang jauh bila dibandingkan dengan jumlah yang mendukung kyai Imad (KH Imaduddin). Bahwa mereka mengatasnamakan itu pemuda atau dari kalangan pesantren kan biasa klaim seperti itu," kata Samsul, Senin (21/10/2024).


Samsul menambahkan, apabila protes itu ditanggapi justru pihaknya merasa seperti masuk dalam jebakan yang sengaja dibuat. Pihaknya justru tak ingin terpancing dan tetap melanjutkan acara dengan kehadiran KH Imaduddin.


Pihaknya sudah mempersiapkan keamanan berlapis. Sebanyak 700 orang yang diambilkan dari pihak internal panitia.


"Diluar pengaman eksternal (polisi), kita sudah siapkan pengamanan berlapis mulai dari tingkatan VIP, ring 1, ring 2, ring 3 hingga ring 4. Semua ada 700 personil dari internal panitia," terang Samsul.


Samsul mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak keamanan bahkan hingga H-2 pelaksanaan. Termasuk telah mengantongi izin dari Polresta Banyuwangi.


Akan tetapi, masih kata Samsul, pada H-1 pelaksanaan pihaknya diminta hadir oleh Polresta Banyuwangi. 


"Ini kita diminta rakor kembali. Mungkin ada pertimbangan lain, yang jelas ijin sudah kita kantongi," ujarnya.


Pihak panitia pun membuka lebar pintu bagi pihak yang tak menyetujui kedatangan KH Imaduddin. Salah satunya dengan menggelar aksi demo. Asalkan tidak membuat kegaduhan dan onar selama acara berlangsung.


"Kami membuka lebar bagi pihak yang tidak suka. Toh kami tidak bisa membatasi warga untuk menggelar aksi demo. Tapi kalau sudah menggangu kegiatan kami maka akan kita hadapi," kata Samsul yang juga Kepala Satkorkab Laskar Sabililah Blambangan itu.


Ditanya ihwal mendatangkan KH Imaduddin, Samsul menyatakan itu bagian dari bentuk meluruskan pihak yang mengaku keturunan Nabi Muhammad. Sehingga muncul pihak-pihak yang mengkultuskan keturunan nabi.


Tesis yang dilakukan KH Imaduddin menyoal pembatalan nasab habaib sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW dinilai Samsul sejalan dengan niatan panitia meluruskan pihak-pihak yang sengaja membelokkan sejarah. 


"Kebetulan tesis beliau (KH Imaduddin) dan tokoh-tokoh ulama Nusantara lain sejalan dengan niatan kami meluruskan pihak-pihak yang mengkultuskan keturunan nabi," terangnya 


Ketua Pemuda Cangaan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng Muhammad Andrian Habibi menyatakan, aksi penolakan itu bukan bagian dari membatalkan acara. Melainkan mengawal agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.


Pihaknya menyebut, ceramah yang dilakukan KH Imaduddin berisikan materi provokasi dan terkesan memecah belah umat. 


"Sebenarnya kita melakukan aksi ini semata-mata bukan karena memusuhi kyai Imad (KH Imaduddin) tapi kita mencoba untuk meminimalisir dampak yang diakibatkan apabila dia berceramah di hari Santri. Karena kita ketahui ceramah yang disampaikan kyai Imad banyak yang materinya bersifat provikatif," ujarnya.


Sepanjang tetap berada pada isian ceramah non provokatif, Ahmad menyebut, pihaknya tetap memberikan ruang lebar kepada siapapun termasuk KH Imaduddin berceramah di wilayah Genteng. Beda cerita jika KH Imaduddin tetap memberikan materi ceramah yang sifatnya provokatif.


"Ditambah lagi jika ceramahnya menyinggung soal nasab dan berbau provokatif ini yang akan kita dampingi terus," tandasnya. (ep)