
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Hadiah berupa buket bunga, sudah menjadi tren di semua kalangan. Biasanya buket bunga laris saat acara-acara tertentu seperti wisuda, ulang tahun dan perayaan tertentu. Bahkan kini buket tidak hanya diisi dengan bunga, tetapi mulai dimodifikasi dengan makanan sampai yang asli maupun imitasi.
Sederhana dan menggunakan bahan yang mudah didapat bisnis ini cukup prospek dan menjanjikan. Hal itu yang kemudian yang mendorong Affan Asyafa (47), seorang guru tari asal Desa Sarimulyo, Kecamatan Cluring Banyuwangi, terjun dan menggeluti usaha bisnis buket.
Menurut Affan, awalnya usaha ini hanya sampingan semata. Mengisi waktu senggang dikala ia jeda mengajar menari. Tapi lama kelamaan produknya menemukan pamornya.
Ditambah lagi sang anak yang waktu itu akan beranjak lulus dari SMP kepingin kelulusannya foto bersama buket. Disitulah ia kemudian berinisiatif membuatkan sang anak buket untuk kelulusannya.
"Dulu waktu covid kan banyak nganggurnya dan jam kosong ngajar tari juga banyak yang kosong. Daripada diam gak ada kerjaan isenglah buat-buat buket. Gak taunya banyak yang seneng. Awal pertama kali buatin anak sewaktu mau lulus SMP. Ternyata banyak temannya yang ngelirik dan kemudian pesan sendiri langsung kesini," kata Affan kepada bwi24jam, Sabtu (14/05/2025).
Getok tular dari mulut ke mulut cukup membuat produk buketnya kondang dan mengorbit dengan cepat. Selain ciri khasnya murah dan ramah di kantong, pembeli bisa memesan sesuai keinginan.
Affan mengaku belajar membuat buket secara otodidak, melihat dari buket-buket yang bertebaran di pasaran serta melalui YouTube Saat ini usaha yang diberi nama Elisa hanya berdasarkan pesanan.
Meski begitu usaha buketnya ini cukup laris dipesan oleh konsumen, terbukti dari usahaya itu ia mampu meraup omzet hingga Rp3 juta.
"Ramai-ramainya itu saat musim wisuda atau kelulusan pelajar, kawinan, dan lamaran yang jumlahnya bisa mencapai ratusan. Selebihnya diisi sama pesanan yang dikirimkan untuk ucapan selamat," imbuhnya.
Affan mengatakan bahan pembuat buket pun cukup sederhana dan mudah dicari. seperti potongan kardus, plastik pembungkus, serta lem tembak. Untuk uang imitasi ia bisa memperolehnya melalui daring sedangkan uang asli ia meminta uang panjer kepada pelanggan.
Meski terlihat simpel akan tetapi pembuatan buket cukup menyita ketelatenan affan sendiri. Satu buket ukuran kecil dibutuhkan waktu hingga satu jam lamanya. Beda halnya buket ukuran jumbo yang bisa menyita waktu hingga satu sampai dua hari.
"Tergantung ukuran dan bentuk buket yang diinginkan pelanggan. Kalau buket yang untuk wisuda itu cepat dan hanya membutuhkan waktu satu jam," katanya.
Untuk harga pun terbilang ramah di kantong dan menyesuaikan jenis buket yang dipilih. Mulai dari yang terkecil seharga Rp12 ribu sampai yang terbesar seharga Rp1 juta.
Bisnis buket hantaran lamaran berbahan baku uang asli dan imitasi ini terbilang sukses menembus pasar luar daerah. Bahkan pesanan mengalir dari tetangga negara yang tertarik membeli melalui jalur daring.
"Pernah dapat pesanan dari TKW yang bekerja di Malaysia dan Singapura. Hongkong dan Taiwan juga pernah," terang Affan.
Affan pun tak pelit ilmu andaikata ada yang ingin belajar membuat buket lamaran dan hantaran ini. Beberapa anak didiknya yang lulus bahkan sukses membuka praktek sendiri di rumah. (ep)