Kembali Berdayakan Warga Olehsari, FIB UI Gelar Pelatihan Pengolahan Sampah

1E52D1B7-19CE-4A62-90DE-3E463E947C14.jpeg Pelatihan pengelolaan sampah di Desa Olehsari Banyuwangi

BWI24JAM, Banyuwangi - Terpikat dengan keseriusan warga dalam kembangkan potensi desa, Tim Pengabdi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) kembali melaksanakan Program Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (Pengmas) dalam Skema Desa Binaan di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.


Setelah sebelumnya mendapat beragam pelatihan, desa yang terkenal dengan komoditas Kacang Unting dan ritual adat Seblang Olehsari ini kembali didatangi Tim Pengabdi FIB UI untuk dibekali Pelatihan Pengolahan Sampah yang digelar di Kantor Desa Olehsari, Minggu (25/9/2022) siang.


Dalam kesempatan tersebut, pelatihan yang dilaksanakan oleh Fajar Muhammad Nugraha, M.Si.; Dr. Rahadjeng Pulungsari, S.S., M.Hum.; Albert P. J. Roring, S.S., M.Hum.; dan Rianti Demerista Manullang, M.A., ini dianggap sangat penting dan bermanfaat bagi berlangsungnya kebutuhan warga desa.


Dihadiri oleh pulahan warga serta Petugas Pemungut Sampah, Ibu-Ibu Pengurus dan Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Pemuda Karang Taruna dan Tokoh Masyarakat, pelatihan tentang lingkungan tersebut berlangsung interaktif.


Kepala Desa Olehsari, Joko Muchlis mengucapkan banyak terima kasih kepada Tim Pengabdi FIB UI atas kepercayaannya terhadap Desa Olehsari yang selalu mendapat kesempatan dalam meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).


"Tentu kepercayaan yang terjalin ini menjadi kebanggaan tersendiri. Apalagi kita juga baru saja memiliki Tempat Pembuangan Akhir (TPA) baru di desa, jadi pelatihan ini sangat berguna bagi berlangsungnya aktifitas warga kami," ungkapnya.


Fajar Muhammad Nugraha, M.Si., selaku Ketua Tim Pengabdi menjelaskan, kegiatan pelatihan ini terinisiasi saat dirinya melakukan pengmas di Kantor Desa Olehsari pada beberapa bulan lalu. Di sana, dirinya melihat adanya kecocokan misi dengan Pemerintah Desa (Pemdes) dalam pembedayaan SDM.


"SDM merupakan kunci utama dalam pengembangan apapun, baik desa, kota, bahkan negara. Saya yakin, jika SDM kita maju, desa kita juga akan maju dan terus berkembang," jelasnya.


Meski terbilang cukup umum, Fajar menambahkan, Pelatihan Pengelolaan Sampah ini dianggap dapat meningkatkan SDM warga desa. "Pengelolaan sampah yang baik pasti akan memudahkan segala kebutuhan warga dan membuat desa akan berkembang di segala segmen," tambahnya


Setelah mempresentasikan materi, Dosen Bahasa Belanda tersebut juga memperlihatkan salah satu hasil evaluasi mahasiswanya saat menceritakan pengolahan sampah yang menarik di Belanda.


"Kita bisa lihat pengelolaan sampah di Belanda ini dikelola secara serius. Ada beberapa inovasi yang patut kita contoh, seperti pemilahan botol sesuai warna dan pemilahan sampah barang-barang bekas yang masih bisa digunakan," jelas Fajar.


Dalam sesi tanya jawab, Ariyadi, salah satu Petugas Pemungut Sampah di Desa Olehsari menyampaikan, saat memilah dirinya binggung apakah sisa pampers termasuk sampah medis atau rumah tangga. "Selain itu, banyak juga warga kita yang masih memiliki kebiasaan membuang sampah di aliran sungai," ungkapnya.


Sunar, Kepala Dusun di Desa Olehsari juga menyampaikan, dengan digelarnya pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran warga terhadap pengelolaan sampah.


"Permasalahan sampah ini sangat penting, tentu jika kita dapat mengelolanya dengan baik maka sampah akan menjadi berkah. Seperti yang saya lakukan saat mendapat pesanan tas dari sampah bungkus cuci piring," tegasnya.


"Saya juga berharap, setelah pelatihan ini nantinya Desa Olehsari akan menjadi percontohan bank sampah," imbuh Sunar.


Albert P. J. Roring, S.S., M.Hum., salah satu Tim Pengabdi yang menghadiri pelatihan secara langsung ini mengatakan, permasalahan sisa pampers tidak hanya terjadi di desa saja, melainkan juga terjadi di kota besar.


"Sampah pampers ini memang masih menjadi perbincangan umum, mengingat jika terkena air, pampers akan semakin berkembang dan berat. Ini sangat berpotensi menimbulkan bencana banjir jika dibuang di sungai," jelasnya.


"Jika tidak dikelola dengan baik, sampah pampers juga akan menimbulkan bau tak sedap. Tentu SDM dan kesadaran masyarakat lah yang menjadi peran penting," imbuh Albert yang juga seorang aktivis bencana alam dan lingkungan tersebut.


Melihat semangat warga dalam belajar, masih kata Albert, Desa Olehsari dianggap akan semakin maju dan berkembang pesat.


"Perlu diketahui, kebersihan merupakan point penting lho bagi para turis, bukan fasilitas. Jadi kebersihan juga merupakan kunci perkembangan desa wisata," pungkas Dosen Bahasa Cina tersebut. (man)