Khotbah Salat Ied di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi: Menghayati Makna Idul Fitri

mabbwisalatiedfitri.jpg Ribuan Jamaah Hadiri Salat Idul Fitri 1444 H di MAB Banyuwangi

BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Masjid Agung Baiturrahman (MAB) Banyuwangi menunaikan salat Idul Fitri 1444 Hijriah, pada Sabtu (22/4/2023). sesuai dengan penetapan 1 Syawal oleh pemerintah.


Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah merupakan hari kemenangan bagi umat Islam setelah berhasil melawan hawa nafsu berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadan yang penuh berkah, rahmat dan magfirah.


Mulai terbenamnya matahari di akhir Ramadan hingga salat Idul Fitri 1 Syawal 1444 H/2023 M, seluruh umat Islam mengumandangkan takbir, tahmid, tasbih dan tahlil.


Bila Ramadan telah berakhir, maka datanglah Idul Fitri yaitu momen dimana seluruh umat Islam yang telah menjalankan perintah-perintahNya kembali kepada kesucian.


Hal itu disampaikan KH. Ahmad Luayyi Mustain dari Pengasuh Pondok Pesantren Syafa'atul Anwar Paspan, Glagah, yang bertindak sebagai khatib salat ied dalam khotbahnya di hadapan ribuan jamaah yang melimpah.


KH. Ahmad Luayyi Mustain menyampaikan bagi orang mukmin yang telah mampu puasa dengan baik, maka dosa-dosanya telah diampuni oleh Allah SWT. Seperti dikatakan dalam sebuah hadis.


"Barang siapa yang berpuasa di bulan Ramadan atas dasar keimanan dan dilaksanakan dengan benar atau karena Allah SWT maka diampuni dosa-dosanya yang telah lewat, (HR. Muslim)," ucapnya. 


Rasa kegembiraan di Hari Raya Idul Fitri, tutur KH. Ahamd Luayyi, ternyata juga dibarengi dengan rasa kesedihan dan kepedihan yang mendalam. Rasa pedih itu menyenyak di batin kita karena telah ditinggal Ramadan, bulan yang penuh berkah, bulan bertabur rohmah, bulan penuh kasih sayang, bulan penuh limpahan magfiroh dan ampunan juga bulan pembebasan dari panasnya api neraka.


"Pedih dan sedih kita rasakan karena khawatir, jangan-jangan kita di tahun depan sudah tidak berjumpa di bulan Ramadan lagi. Kesedihan itu juga muncul di hati kita, karena kehilangan dan terkenang orang-orang tercinta yang tahun lalu masih berIdul Fitri bersama kita. Kini mereka tak bisa lagi berbahagia bersama keluaraga, karena telah dipanggil oleh Allah SWT untuk menghadap keharibaan-Nya," tuturnya.


Idul Fitri bukanlah momen untuk kesenangan belaka, akan tetapi merupakan momen untuk membenahi diri agar lebih baik pada masa-masa yang akan datang.


Oleh karena itu menghayati makna Idul Fitri mutlak diperlukan agar tidak kebablasan dalam merayakan dengan hal-hal yang justru menodai dan mengotori kesucian yang sudah dibina sebulan penuh di bulan Ramadan.


"Dalam merayakan Idul Fitri seharusnya diisi dengan silaturahmi, saling kunjung mengunjungi ke tetangga, sanak famili, teman sepekerjaan, dan saling memaafkan. Silaturahmi ke guru-gurunya, ke para kiai, para habib, para ulama, dan lebih-lebih pada orang tua bila beliau masih hidup. Bila beliau sudah meninggal, ziarahilah makamnya untuk mendoakan," terangnya.


"Para wali dalam merayakan Idul Fitri memberikan ajaran dan tuntunan pada kita yang sangat baik yang dikenal dengan Halal Bihalal," imbuhnya.


Halal Bihalal merupakan bentuk aktivitas yang mengantarkan para pelakunya meluruskan benang kusut, menghangatkan hubungan yang tadinya beku sehingga cair kembali, melepas ikatan yang membelenggu serta menyelesaikan problem dan kesulitan yang menghadang terjadinya keharmonisan hubungan kekeluargaan.


Sementara itu yang bertindak sebagai imam Ustaz Ahmad Nabil Mustain dan sebagai bilal ialah Ustaz Muritno. Pelaksanaan ibadah salat ied dimulai sekira pukul 06:30 WIB sampai selesai. (rq)