PPGA Raung di Desa Sumberarum, Kec. Songgon, Banyuwangi Lakukan Peningkatan Alat Pemantauan Baru (Foto: Istimewa/BWI24Jam)
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Raung yang berada di Dusun Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, tengah melakukan langkah besar dalam peningkatan sistem pemantauan aktivitas vulkanik Gunung Raung. Sejumlah alat baru seperti sensor seismik, sensor GPS, dan repeater (pemantul sinyal) akan dipasang di berbagai titik.
Ketua PPGA Raung, Agung Tri Subekti, mengatakan kegiatan saat ini masih dalam tahap survei lokasi. Rencananya, sensor seismik dan GPS akan dipasang di sisi timur Gunung Raung, tepatnya di wilayah Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember, sedangkan repeater akan ditempatkan di Desa Binakal, Kabupaten Bondowoso.
“Masih tahap survei lokasi, rencana pasang sensor seismik dan GPS di sisi Jember. Kemarin kami survei di Kecamatan Sumberjambe, dan repeater-nya nanti di Desa Binakal Bondowoso,” ujar Agung, Kamis (13/11/2025).
Menurut Agung, sensor seismik berfungsi merekam getaran aktivitas vulkanik Gunung Raung, sedangkan sensor GPS digunakan untuk mendeteksi pengembungan tubuh gunung yang menjadi tanda pergerakan magma dari dalam perut bumi.
“Sensor seismik merekam getaran aktivitas vulkanik, sementara sensor GPS untuk mendeteksi pengembungan tubuh gunung saat magma naik,” jelasnya.
Selain pemasangan alat baru, PPGA Raung juga melakukan modernisasi terhadap stasiun-stasiun pemantau lama. Sejumlah titik kini diperkuat dengan pagar dan rumah alat berbahan beton agar sistem pemantauan lebih aman, kuat, dan tahan terhadap kondisi ekstrem.
“Dulu alatnya hanya menggunakan box besi dan pagar kecil. Sekarang disempurnakan dengan pagar dan rumah alat dari beton agar lebih maksimal," ungkap Agung.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar penggantian alat, melainkan modernisasi sistem pemantauan agar data aktivitas vulkanik lebih akurat dan bisa diterima cepat di pos pengamatan.
Bukan penggantian, tapi modernisasi. Alat yang sudah kurang bagus saja yang diganti, selebihnya disempurnakan agar lebih maksimal,” tegasnya.
Survei lokasi ini dilaksanakan oleh Badan Geologi bersama tim pengamat Gunung Raung. Untuk perizinan lokasi, PPGA berkoordinasi dengan Perhutani dan pemerintah desa setempat. Target survei ditetapkan rampung pada November ini, sedangkan pelaksanaan pembangunan alat dijadwalkan tahun 2026 atau 2027.
“Survei dilakukan bulan ini dengan target selesai November. Pelaksanaan mungkin 2026 atau 2027, tergantung kesiapan dari Badan Geologi,” pungkas Agung.
Saat ini, Gunung Raung berstatus Level II (Waspada). Berdasarkan hasil pengamatan, masih terekam gempa vulkanik dangkal dan dalam dengan intensitas rendah hingga sedang. Aktivitas itu menunjukkan adanya fluktuasi tekanan di dalam tubuh gunung meski belum mengarah pada peningkatan signifikan.
PPGA Raung mengimbau masyarakat, pendaki, dan wisatawan agar tidak beraktivitas di dalam radius 2 kilometer dari kawah utama karena potensi bahaya hembusan gas vulkanik dan lontaran material pijar masih bisa terjadi sewaktu-waktu.
“Status Raung saat ini Level II atau Waspada. Kami mengimbau masyarakat dan pendaki untuk tidak mendekati area bibir kawah," tutup Agung. (ep)

