
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Dam Blambangan atau yang juga dikenal dengan nama Dam Singir, di Dusun Mangunrejo, Desa Blambangan, Kecamatan Muncar, kembali dikeringkan pada Minggu (19/10/2025). Kegiatan ini merupakan agenda tahunan yang rutin dilakukan setiap tahun dalam rangka pembersihan dan perawatan infrastruktur pengairan bersejarah tersebut.
Proses pengeringan dilakukan dengan mengeluarkan seluruh air yang dibendung hingga dasar dam terlihat dan menyisakan lapisan sedimentasi sungai. Langkah ini penting untuk menjaga fungsi dam yang menjadi penopang sistem irigasi pertanian di wilayah selatan Banyuwangi.
Bangunan yang merupakan peninggalan era kolonial Hindia Belanda ini masih aktif digunakan hingga kini. Air dari Dam Singir Blambangan mengairi lahan pertanian di dua kecamatan, yakni Srono dan Muncar, dengan total luas mencapai sekitar 1.523 hektare.
Koordinator Sumber Daya Air (Korsda) Dinas PU Pengairan Kabupaten Banyuwangi, Joko Setiyono, melalui Petugas Korsda Srono, Arista, menjelaskan bahwa kegiatan pengeringan biasanya dilakukan setiap bulan Oktober.
“Tujuannya untuk pengerukan sedimen, membersihkan sampah-sampah, sekaligus untuk pengacatan dinding dam,” kata Arista kepada BWI24Jam.
Kegiatan ini juga menjadi momen penting menjelang musim hujan. Petugas Pengelola Bendungan Irigasi Blambangan dari Dinas PU Pengairan Provinsi Jawa Timur, Dedy Junianto, menambahkan bahwa agenda tersebut dilakukan agar aliran air tetap lancar saat debit meningkat.
“Pembersihan untuk waled (sedimentasi) cukup satu hari, selanjutnya perawatan pintu-pintu dicat ulang supaya menjaga tidak berkarat,” terang Dedy.
Secara arsitektural, bangunan utama dam memiliki ciri khas unik. Struktur pintu masuk airnya menjulang tinggi menyerupai menara, dengan sistem pengaturan buka-tutup menggunakan roller besi di bagian atas bangunan. Desain ini tidak hanya berfungsi teknis, tetapi juga menjadi saksi bisu warisan teknik sipil masa lalu yang masih kokoh hingga sekarang.
Proses pengeringan, pembersihan, dan perawatan ini berlangsung sekitar lima hari, mulai dari pembukaan pintu air hingga penutupan kembali. Selain menjaga daya tahan fisik bangunan, kegiatan ini juga memastikan pasokan air irigasi tetap optimal bagi ribuan hektare lahan pertanian di wilayah Banyuwangi bagian selatan. (rq)