
BWI24JAM, Banyuwangi - Hari Tani Nasional ke-62 jatuh pada 24 September 2022. Hari Tani Nasional diperingati pada setiap tahunnya sebagai bentuk apresiasi terhadap perjuangan para petani di Indonesia. Peringatan Hari Tani Nasional juga turut dilakukan oleh para petani di Desa Sineporejo, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, Sabtu (1/10/2022).
Peringatan Hari Tani Nasional Tahun di Banyuwangi kali ini digelar oleh DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia(HKTI) dibawah kepemimpinan Jenderal TNI (Purn.) Moeldoko melalui DPC HKTI Banyuwangi dan pengurus HKTI Kecamatan se-Banyuwangi. Turut dihadiri oleh Dinas Pertanian Banyuwangi dan para penyuluh pertanian.
H. Sugirah selaku Ketua HKTI Banyuwangi sekaligus Bupati Banyuwangi menyapa para petani yang antusias dalam mengikuti peringatan Hari Tani Nasional ini.
"Pada era teknologi saat ini, pemuda merupakan harapan besar untuk melanjutkan perjuangan petani dengan kemampuan dan pengetahuannya dengan inovasinya," kata Sugirah dalam sambutannya.
Sugirah dalam kesempatan ini juga menyerap aspirasi dan keluhan para petani terkait dengan pupuk bersubsidi. Menjawab keluhan petani, Sugirah menyampaikan beberapa faktor yang menyebabkan permasalahan pupuk bersubsidi di Banyuwangi.
"Bahan dasar pupuk mahal dan hanya di dapat di luar negeri. Oleh sebab itu, pemerintah pusat memperbaiki sistem manajemen untuk membagi pupuk bersubsidi di Indonesia, tidak hanya di Banyuwangi," jelasnya.
Pupuk bersubsidi yang saat ini diedarkan oleh pemerintah dibagikan secara merata berdasarkan data petani yang ada di setiap wilayah.
"Jadi bukan dikurangi ya jatahnya, namun disesuaikan dan diratakan sesuai data petani yang ada berdasarkan peraturan menteri," lanjutnya.
Senada dengan H. Sugirah, Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, M. Khoiri menyebutkan penyebaran pupuk bersubsidi di Banyuwangi bisa didapatkan oleh petani yang sudah terdata di Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) kelompok tani di setiap wilayah.
"Petani yang sudah terdata bisa membeli pupuk bersubsidi, hal ini dilakukan agar penyebaran pupuk tepat sasaran. Penjualan kepada pihak yang tidak sesuai data akan dikenakan sanksi," ungkapnya.
Sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi oleh petani, juga mendorong H. Sugirah untuk mengajak para petani berinovasi dan menggunakan pupuk organik alami.
"Penggunaan pupuk organik memberikan kesuburan tanah yang lebih baik. Selain itu, kita harus bisa berinovasi terutama petani muda agar dalam dunia pertanian, kita mendapatkan hasil yang lebih besar daripada pengeluaran kita," pungkasnya. (Bsp)