
BWI24JAM.CO.ID, Banyuwangi - Sejumlah santri dari sebuah pondok pesantren di wilayah Banyuwangi Kota dilarikan ke RSUD Blambangan akibat mengalami gejala yang mengarah pada dugaan keracunan makanan. Kejadian tersebut berlangsung pada Minggu (03/08/2025) malam.
Para santri dilaporkan mengalami pusing, mual, muntah, diare, dan tubuh lemas setelah mengonsumsi makanan di lingkungan pondok.
Koordinator Pelayanan Publik RSUD Blambangan, Ayyub Erdianto mengatakan pihaknya menerima 18 santri pada Minggu malam. Dari jumlah tersebut, dua orang dirawat inap, sementara sisanya dipulangkan untuk rawat jalan.
“Tadi malam datang 18 orang. 16 dipulangkan untuk rawat jalan, dirawat inap 2 orang,” kata Ayyub saat ditemui di RSUD Blambangan, Senin (04/08/2025).
Pagi harinya, rumah sakit kembali menerima 10 pasien tambahan dengan keluhan serupa. Satu dari sepuluh pasien tersebut harus menjalani rawat inap.
“Pagi ini ada 10 orang, dirawat inap 1 orang. Jadi total pasien 28 orang,” jelasnya.
Ayyub menambahkan bahwa kondisi para pasien secara umum stabil. Beberapa di antaranya masih dirawat untuk observasi lanjutan.
“Tidak ada keparahan, pasien yang dirawat inap semua dalam kondisi membaik. Dugaan awal begitu (keracunan), namun kepastian bisa ditanyakan ke Dinkes terkait kegiatan investigasi di lapangan,” terangnya.
Dinas Kesehatan Banyuwangi telah melakukan penelusuran di lokasi pondok pesantren. Plt Kepala Dinkes Banyuwangi, Amir Hidayat menyampaikan bahwa sebagian besar pasien telah pulih dan diperbolehkan pulang.
“Tadi malam itu ada cukup banyak yang diperiksa di IGD, tapi hari ini sebagian sudah pulang, ada juga yang masih proses pemulihan," kata Amir.
Tim Dinkes juga telah mengambil sampel makanan dan peralatan dapur untuk dilakukan uji laboratorium.
"Yang seperti ini bisa disebabkan beberapa faktor. Tapi kemungkinan besarnya disebabkan bakteri. Tapi jenis bakterinya apa sedang kita periksa di laboratorium," ujar Amir.
Ia menyebutkan sejumlah kemungkinan penyebab, mulai dari bahan makanan yang tercemar, proses pengolahan yang tidak sesuai standar sanitasi, hingga kebersihan alat makan dan petugas dapur.
“Penyimpanan makanan yang tidak higienis juga bisa jadi penyebab. Ini sedang kita periksa semuanya,” imbuhnya.
Sebagai upaya pencegahan, Dinkes telah memberikan edukasi tentang kebersihan dan keamanan pangan kepada pengelola pondok pesantren.
“Kita juga sedang menyiapkan surat edaran untuk memastikan keamanan pangan dan sanitasi di pondok pesantren, di boarding school, lembaga pendidikan yang berasrama, sekolah rakyat dan sebagainya," pungkasnya. (*)